Brilio.net - Tak hanya diwarnai dengan kisruh perpolitikan, tahun 2018 juga menyisakan berbagai memori pilu. Sejumlah kejadian dan tragedi yang mengancam kedaulatan Republik Indonesia pecah di tahun 2018 ini. Salah satu aksi yang paling menyayat hati adalah kasus terorisme yang melanda negeri ini. Kasus terorisme merebak di berbagai wilayah di Indonesia dan sebagian memakan korban jiwa.
Kejahatan yang mengancam hak asasi manusia ini menuai berbagai kecaman di kalangan masyarakat. Tak ada satupun yang menghendaki aksi teror seperti itu melanda Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Entah apa yang menjadi tujuan dari para oknum teroris ini, namun kejahatan semacam ini sudah seharusnya enyah dari bumi pertiwi.
BACA JUGA :
Apa sebenarnya target teroris di Indonesia? Begini penjelesannya
Lalu, kasus teroris apa saja yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2018 ini? Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber Selasa (1/1), berikut 5 kasus terorisme di Indonesia yang paling menghebohkan dan menjadi sorotan sepanjang tahun 2018.
1. Teror bom di tiga gereja di Surabaya.
foto: Twitter/@Mikrolet
BACA JUGA :
Ini 5 potret sesaat setelah kejadian penyerangan di Mapolda Riau
Aksi teror bom terjadi di tiga gereja di Surabaya pada Mei 2018 lalu. Ledakan bom terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (STMB), Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro Surabaya dan Gereja Pentakosta di Jalan Arjuno Surabaya. Ledakan bom tersebut merenggut korban jiwa hingga puluhan orang terluka. Bom bunuh diri tersebut diledakkan pada pagi hari menjelang ibadah yang dilakukan oleh para jemaat. Kasus bom ini menjadi salah satu yang cukup banyak menyita perhatian masyarakat. Banyak pihak yang mengecam aksi yang melanggar nilai kemanusiaan tersebut.
2. Serangan teroris di Mako Brimob.
foto: merdeka.com
Kerusuhan terjadi di Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat pada Mei 2018 lalu. Kerusuhan ini terjadi akibat para narapidana terorisme menjebol sel tahanan dan adu fisik dengan polisi yang sedang berjaga. Kejadian ini menyebabkan 5 anggota kepolisian dan satu napi meninggal dunia. Menurut keterangan pihak kepolisian, insiden ini berawal dari titipan makanan dari keluarga yang masih dipegang oleh petugas. Hingga akhirnya salah satu narapidana tak terima dan mengajak rekan-rekannya untuk membuat kerusuhan. Kejadian inipun menjadi salah satu yang menyisakan duka mendalam bagi bangsa Indonesia di tahun 2018.
3. Serangan teroris di Mapolda Riau.
foto: istimewa
Setelah kerusuhan di Mako Brimob dan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo, Mapolda Riau juga diserang sekelompok teroris masih pada bulan Mei 2018. Kejadian penyerangan ini diawali dari Kapolda Riau Irjen Pol Nandang akan memberikan pers rilis pengungkapan kasus narkoba. Tiba-tiba pelaku yang mengendarai mobil Avanza menabrak pagar Mapolda Riau. Saat bersamaan pelaku juga menabrak sejumlah anggota polisi yang sedang berjaga di pintu masuk. Dalam aksi tersebut polisi berhasil melumpuhkan pelaku dengan timah panas. Tercatat 4 orang di antaranya kabur, sementara 4 lainnya ditembak polisi.
4. Bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya dan Rusunawa Wonocolo Sidoarjo.
foto: istimewa
Ledakan bom tak hanya terjadi di tiga gereja di Surabaya, namun juga terjadi di Mapolrestabes Surabaya dan Rusunawa Wonocolo Sidoarjo. Di Maporestabes Surabaya, bom meledak ada 14 Mei 2018 pagi hari. Aksi bom bunuh diri ini dilakukan oleh satu keluarga. Dalam aksi bom bunuh diri itu, pelaku membawa dua sepeda motor dan bom peledak. Akibat kejadian ini, empat di antaranya meninggal dunia dan satu anak kecil diduga anak pelaku selamat dan dirawat di rumah sakit.
Sementara itu, bom bunuh diri di Rusunawa Wonocolo terjadi pada 13 Mei 2018 malam, di Blok B lantai 5 nomor 2. Kamar lantai 5 nomor 2 itu dihuni oleh satu keluarga. Kepala keluarga bernama Anton Febianto (47), Puspita Sari (47), Hilda (17), Ainur (15), Faiza (11), dan Garida (10). Diketahui ledakan ini terjadi saat pelaku Anton Febianto sedang merakit bom di rumahnya itu. Sang istri Puspita Sari dan anak pertamanya Hilda meninggal di tempat. Sementara, Anton yang kondisinya masih hidup dan memegang bom rakitan langsung dilumpuhkan oleh polisi dan meninggal di lokasi kejadian. Semenetara Ainur, anak laki-laki satunya keluar kamar sambil membawa kedua adiknya dan dirujuk ke RS Bhayangkara.
5. Pembunuhan pekerja jembatan di Papua.
foto: merdeka.com
Akhir 2018, aksi terorisme kembali terjadi. Kali ini, aksi terorisme dilakukan oleh kelompok bersenjata di Papua. Sejumlah pekerja PT Istaka Karya proyek pembangunan jembatan Habema-Mugi dikabarkan dibunuh kelompok kriminal bersenjata (KKB). Pekerja proyek ini sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak. Lokasi penembakan ini memang diakui sebagai zona merah. Kejadian inipun tak pelak mengundang kecaman dari berbagai pihak. Beberapa orang berpendapat, aksi ini lebih layak disebut terorisme alih-alih penembakan saja.