Brilio.net - Peristiwa banjir yang mengguyur wilayah Jabodetabek sejak malam pergantian tahun mengakibatkan wilayah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya terendam banjir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan banjir di Jakarta disebabkan hujan ekstrem dan melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara sehingga menyebabkan banjir besar yang merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali. Hujan kali ini bukan hujan biasa.
Suhu global dan permukaan air laut saat ini terus naik sementara sejumlah kota mengalami penurunan muka air tanah. Akibatnya sejumlah kota di berbagai belahan dunia bisa mengalami banjir parah dan daratannya berada di bawah permukaan air laut. Dengan kata lain kota-kota itu bergerak tenggelam, sebagian dengan kecepatan yang mencengangkan.
BACA JUGA :
Terbaring sakit, ini momen evakuasi Mak Nyak Si Doel dari banjir
Brilio.net telah menghimpun dari berbagai sumber, Kamis (2/1), kota-kota di dunia yang mengalami penurunan muka tanah secara cepat dan diprediksi bisa tenggelam.
1. Jakarta.
BACA JUGA :
PLN mulai nyalakan listrik di Jakarta, ini daftar wilayahnya
foto: Instagram/@tmcpoldametro
Menurut organisasi Forum Ekonomi Dunia, Jakarta termasuk kota yang paling cepat tenggelam atau mengalami penurunan muka air tanah. Sekitar 40 persen wilayah Jakarta saat ini berada di bawah permukaan air laut dan mengalami penurunan muka tanah dengan kecepatan 10 inchi per tahun akibat penyedotan air tanah yang berlangsung masif.
Wilayah Jakarta dan sekitarnya mengalami penuruan muka tanah hingga 4 meter dalam 30 tahun terakhir. Di Jakarta Utara keadaannya lebih buruk. Pasalnya, penurunan muka tanah mencapai 2,5 meter dalam 10 tahun terakhir. Dengan kecepatan semacam itu 95 persen wilayah Jakarta Utara akan terendam air pada 2050. Penyebabnya tiada lain infrastruktur Jakarta yang tidak memiliki jaringan pipa.
2. Houston, Amerika Serikat.
foto: Instagram/@houston
Kota Houston sudah mengalami penurunan muka tanah selama beberapa dekade. Seperti Jakarta, penyebabnya adalah penyedotan air tanah secara besar-besaran.
Harian Houston Chronicle mengutip Badan Survei Geologi AS, melaporkan, di wilayah Harris County, terjadi penurunan muka tanah hingga tiga meter sejak 1920-an. Daerah itu juga terus menerus mengalami penurunan tanah hingga 2 inchi per tahun dan angka itu terus bertambah.
3. Lagos, Nigeria.
foto: merdeka.com
Kota di pesisir Nigeria ini memiliki populasi terbanyak di Afrika/ Letak geografisnya membuat Lagos rawan mengalami banjir dan pesisir pantainya juga sejak lama erosi. Pada studi 2012 dari Universitas Plymouth, pesisir pantai kota itu sangat rendah sehingga naiknya permukaan air laut sekitar 1-3 meter saja bisa berdampak cukup parah.
Penelitian lain tahun lalu mengatakan naiknya permukaan air laut global bisa berdampak makin tingginya permukaan air laut hingga 2 meter di akhir abad ini.
4. Beijing, China
foto: Instagram/@china_huhu
Sebuah penelitian pada 2016 memperlihatkan Beijing sedang tenggelam sebanyak 10 sentimeter per tahun di sejumlah lokasi. Peneliti mengatakan penyebab turunnya muka air tanah itu akibat penyedotan air di bawah tanah. Beijing yang bukan merupakan kota pesisir sangat bergantung kepada sumur tanah sebagai sumber air. Penyedotan massif dalam skala besar membuat muka air tanah kian turun.
5. Dhaka, Bangladesh.
foto: merdeka.com
Ibu Kota Bangladesh ini mengalami penurunan muka tanah sebanyak 1,5 sentimeter per tahun. Meski kondisi ini tidak membuat Dhaka separah Jakarta, tapi permukaan air laut di Teluk Benggala terus naik hingga 10 kali lebih cepat dari rata-rata global.
Sama seperti Jakarta, penurunan muka tanah di Dhaka juga akibat pengambilan air tanah dalam skala yang besar.