Brilio.net - Gunung Merapidi Megelang, Jawa Tengah saat ini dinaikkan statusnya ke level III atau Siaga. Kenaikan status tersebut terjadi sejak Kamis, (5/11) kemarin.
Dilansir brilio.net dari Liputan6.com, pihak Balai Penyeledikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) telah mengimbau agar kegiatan pendakian, wisata, dan penambangan yang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III, dihentikan.
BACA JUGA :
Naik status jadi Siaga, ini aktivitas terakhir Gunung Merapi
Berkaitan dengan peningkatan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi, proses evakuasi kini juga tengah disiapkan. Ada tiga desa yang rencananya akan dievakuasi.
"Evakuasi diprioritaskan untuk kelompok rentan meliputi lansia, balita, anak-anak, ibu hamil, dan orang sakit," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto di Magelang, Kamis, (5/11) kemarin dikutip dari Antara.
Berikut 7 kabar terbaru mengenai Gunung Merapi yang saat ini berstatus Siaga, seperti yang dirangkum brilio.net dari Liputan6.com pada Jumat (6/11).
BACA JUGA :
10 Potret detik-detik erupsi Merapi, tinggi kolom capai 6.000 meter
1. Naik status menjadi siaga
foto: Instagram/@wisata_jogja_update
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, berdasarkan data-data aktivitas vulkanik selama ini, BPPTKG menaikkan status dari level II atau Waspada menjadi level III atau Siaga. BPPTKG melakukan pemetaan sektoral terkait prakiraan daerah bahaya meliputi 12 desa yang tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Provinsi Jawa Tengah.
Wilayah administrasi desa yang masuk di dalam prakiraan daerah bahaya di Yogyakarta yaitu Glagaharjo, Kepuharjo, dan Umbulharjo yang berada di Kecamatan Cangkringan, Sleman. Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah, tiga kabupaten teridentifikasi memiliki wilayah-wilayah desa yang masuk dalam prakiraan daerah bahaya, yaitu Magelang (Ngargomulyo, Krinjing, dan Paten), Boyolali (Tlogolele, Klakah, dan Jrakah) dan Klaten (Tegal Mulyo, Sidorejo, dan Balerante).
2. Kegiatan di kawasan rawan bencana dihentikan
Di samping itu, BPPTKG merekomendasikan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III dihentikan. Para wisatawan juga diimbau tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten diminta mempersiapkan segara sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.
3. Potensi erupsi
foto: Instagram/@infojogjakota
Hasil pantauan BPPTKG juga menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi. Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menerangkan, Gunung Merapi kembali memasuki fase intrusi magma baru yang ditandai dengan peningkatan gempa vulkanik dalam (VA) dan rangkaian letusan eksplosif sampai dengan 21 Juni 2020.
Usai letusan eksplosif 21 Juni 2020, kegempaan internal yaitu VA, vulkanik dangkal (VB) dan fase banyak (MP) mulai meningkat. Selain itu juga terjadi pemendekan jarak baseline EDM (Electronic Distance Measurement) sektor Barat Laut Babadan-RB1 sebesar 4 centimeter.
"Sehubungan dengan hal tersebut maka status aktivitas Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) berlaku mulai tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB," ujar Hanik.
Pemendekan jarak terus berlangsung dengan laju sekitar 3 mm/hari sampai September 2020. Sejak bulan Oktober 2020 kegempaan meningkat semakin intensif. Pada 4 November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali/hari, MP 272 kali/hari, guguran (RF) 57 kali/hari, embusan (DG) 64 kali/hari.
4. Tidak tampak kemunculan kubah baru
foto: Liputan6.com
Meski demikian, berdasarkan pemantauan udara, sampai dengan dinaikkannya status Merapi ini, tidak terlihat adanya kubah lava baru.
"Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat. Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh maksimal lima kilometer," tambah Hanik
Sesuai dengan rekomendasi potensi ancaman bahaya yang dikeluarkan oleh BPPTKG, maka sembilan desa (28 dusun) di Jawa Tengah dan tiga desa (3 dusun) di DIY menjadi daerah yang kemungkinan terdampak langsung bahaya erupsi Merapi.
"Tentunya untuk pengungsian akan dilakukan sesuai protap kebencanaan di masing masing daerah yang akan dilakukan oleh BPBD setempat," ungkapnya
5. Potensi keluarkan awan panas radius 5 km.
foto: Instagram/@jogja.istimewa
Hanik juga menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik di Gunung Merapi saat ini dapat berlanjut ke erupsi. Ada sejumlah ancaman potensi bahaya dari Gunung Merapi. Di antaranya adalah guguran lava, lontaran material hingga awan panas.
"Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 km," kata Hanik, pada Kamis, (5/11).
Ada pun empat kabupaten yang berpotensi terdampak adalah Kabupaten Sleman yang berada di DIY serta Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten yang ada di Jawa Tengah.
Untuk prakiraan daerah bahaya di Kabupaten Sleman, DIY meliputi wilayah Kapanewon Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Daerah ini meliputi Padukuhan Kalitengah Lor (Kalurahan Glagaharjo), Kaliadem (Kalurahan Kepuharjo) dan Pelemsari (Kalurahan Umbulharjo).
Sedangkan untuk Kabupaten Magelang, Jawa Tengah prakiraan bahaya ada di Kecamatan Dukun. Meliputi Desa Ngargomulyo dengan Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar. Sementara untuk di Desa Krinjing meliputi Dusun Trayem, Pugeran, Trono. Sedangkan di Desa Paten meliputi Dusun Babadan 1 dan Babadan 2.
6. Bersiap evakuasi
foto: Instagram/@btngunungmerapi
Mengingat kondisi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tengah menyiapkan proses evakuasi untuk beberapa dusun di tiga desa kawasan Gunung Merapi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto di Magelang mengatakan, sejumlah warga tersebut akan mengungsi menuju desa bersaudara yang telah ditetapkan. Ia menyebutkan ada tiga desa yang direkomendasi untuk mengungsi di Kecamatan Dukun, yakni Argomulyo, Paten, dan Krinjing.
Namun, untuk sementara yang akan dievakuasi untuk Desa Paten meliputi dua dusun Babadan I dan Babadan II. Kemudian Desa Krinjing meliputi Dusun Trono, Trayem, dan Pugeran.
Dijelaskannya, untuk Desa Paten mengungsi ke Banyurojo dan Mertoyudan, Desa Argomulyo ke Tamanagung, dan Desa Krinjing ke Deyangan. Menurut dia, evakuasi akan dilakukan jika desa sudah siap, untuk prosesnya dilakukan sejak Kamis ini. Warga yang bakal dievakuasi secara bertahap, yakni Desa Paten meliputi Babadan I ada 766 jiwa dan Babadan II ada 397 jiwa. Kemudian Desa Krinjing meliputi Dusun Trono ada 347 jiwa, Trayem 161 dan Pugeran 246 jiwa.
7. Lokasi pengungsian disiapkan
foto: Instagram/@borobudurtourjogja
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut pihaknya kini sudah melakukan koordinasi BPBD dan Bupati/Wali Kota di daerahnya. Tempat pengungsian bisa memanfaatkan gedung sekolah yang masih kosong.
Nantinya pengungsian tetap memperhatikan protokol kesehatan mengingat ini masih pandemi Covid-19.
"Kami sudah pastikan tempat pengungsian sudah tersedia dengan baik. Jadi warga yang menempati tempat pengungsian dengan menerapkan jaga jarak, cuci tangan dan memakai masker. Selain itu memastikan logistik aman," ungkapnya.
Politikus PDIP ini juga meminta warga tidak panik dengan peningkatan status Siaga. Namun, semuanya diminta tetap waspada guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Saya minta tempat-tempat pengungsian sudah tersedia baik dengan menerapkan protokol kesehatan. Sebab, saat ini masih pandemi, jadi tempat pengungsian harus menerapkan jaga jarak," tegasnya.