Brilio.net - Pernikahan adalah prosesi sakral yang dinanti-nanti oleh setiap orang. Dengan adanya pernikahan, diharapkan seorang manusia mendapatkan teman hidup dalam membina mahligai rumah tangga.
Selain untuk mendapatkan keturunan, tujuan menikah dalam Islam adalah untuk membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah serta diberkahi oleh Allah.
Seusai mengadakan pesta pernikahan, sepasang suami istri baru tentu akan sangat bahagia terlebih saat malam pertama mereka tidur ditemani oleh pasangan. Malam pertama merupakan malam yang paling ditunggu-tunggu para pengantin baru untuk berjima' dengan suami atau istrinya.
Dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (28/7), dalam Islam tentu sudah diatur tata cara atau adab dalam melakukan hubungan suami istri saat malam pertama. Ada etika yang perlu dipatuhi, karena jika dilakukan akan menjadi ibadah dan mendapat pahala, jika dilanggar maka akan membawa malapetaka sebagaimana perselingkuhan dalam rumah tangga.
Adab malam pertama sesuai sunnah Rasulullah.
BACA JUGA :
Tata cara adzan untuk jenazah lengkap dengan hukumnya
foto: pixabay
Dalam ajaran agama Islam, segala bentuk aktivitas dan tingkah laku kita sudah diatur oleh Allah SWT. Dari mulai makan, minum, mandi, bahkan sampai berhubungan suami istri pun memiliki tata cara, adab dan doa.
Dalam Kitab Qurratul 'Uyun tentang malam pertama yang merupakan karya dari Syaikh Muhammad al-Tahami, menjelaskan bahwa pasangan suami istri hendaknya membersihkan diri sebelum melaksanakan malam pertama. Beberapa adab yang perlu diketahui bagi pengantin baru untuk melakukan hubungan suami istri di malam pertama yaitu sebagai berikut:
1. Mandi atau membersihkan diri.
Sebelum melakukan hubungan suami istri pada malam pertama, alangkah baiknya seseorang membersihkan diri terlebih dahulu dengan mandi. Hal tersebut sebaiknya dilakukan supaya kondisi fisik menjadi lebih fresh dan menghilangkan rasa lelah setelah seharian berdiri di pelaminan menyalami para tamu undangan.
BACA JUGA :
Amalan sunnah yang dianjurkan saat Idul Adha beserta keutamaannya
2. Menyikat gigi.
Saat mandi, jangan lupa untuk menggosok gigi. Islam amat mementingkan kebersihan. Sebelum berjima', pastikan kedua pasangan sudah mandi dan gosok gigi sebelum melakukan malam pertama.
3. Berhias dan memakai wewangian.
Setelah mandi, khusus untuk wanita dianjurkan untuk berhias dan memakai wewangian agar suami dapat tertarik dan merasa senang kepada sang istri. Jika suami senang kepada istri dalam melayaninya, maka pahalanya sangat bagus dan menjadi amal ibadah.
4. Sholat sunnah 2 rakaat.
Sebelum melakukan malam pertama, bagi kedua pasangan disarankan untuk melakukan sholat sunnah. Tentunya hal ini menjadi salah satu cara untuk mencairkan suasana agar lebih nyaman. Sebagaimana Syaikh al-Albani Rahimahullaah berkata:
"Hal itu telah ada sandarannya dari ulama Salaf." (Shahabat dan Tabi'in).
5. Beri salam kepada istri.
Suami hendaklah mengucapkan salam terlebih dahulu 'Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh' kepada istri, sebagaimana yang pernah dilakukan Rasulullah.
6. Bergurau.
Setelah itu, berguraulah dengan pasangan untuk mencairkan suasana agar tidak tegang. Tentu saja suasana yang tegang tidak akan nyaman bagi pasutri. Sebaliknya ketika suasana santai dan rileks maka pasutri akan lebih bisa menikmati momen romantis ini.
7. Berdoa untuk istri.
Pengantin pria hendaknya meletakkan tangannya pada ubun-ubun istrinya sambil membacakan doa baginya. Rasulullah bersabda:
"Apabila salah seorang dari kamu menikahi wanita atau membeli seorang budak maka peganglah ubun-ubunnya lalu bacalah 'basmalah' serta doakanlah dengan doa berkah seraya mengucapkan: "Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa"."
8. Membaca niat atau doa.
Tujuan membaca doa sebelum melakukan hubungan suami-istri adalah agar ketika sedang melakukan sunnah suami-istri ini, terhindar dari adanya gangguan setan serta calon keturunan yang akan dihasilkan juga dijauhkan dari gangguan setan yang terkutuk.
Allahumma janibnasyaithana wa jannibi syathaanamaa razaqtana
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah aku dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari anak yang hendak Engkau kurniakan kepada kami." (HR. Bukhari-Muslim)
9. Boleh berbuat apa saja, namun hanya pada kemaluan istri.
Dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 223, Allah berfirman:
Nisaa'ukum harsul lakum fa'tu harsakum annaa syi'tum wa qaddimu li'anfusikum, wattaqullaaha wa'lamuu annakum mulaaquh, wa basysyiril-mu'miniin
Artinya:
"Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman."
10. Jangan bertelanjang bulat.
Jangan melepaskan seluruh pakaian dari tubuh, minimal memakai kaos dalam dan ditutupi dengan selimut atau kain pada saat melakukan hubungan suami istri. Hal ini merupakan upaya untuk tetap menjaga satu sama lain dan melindungi diri satu sama lain.
11. Membaca doa ketika suami mengeluarkan air mani.
Doa ini dibaca agar air mani atau sperma yang keluar dari organ intim suami dapat menghasilkan keturunan yang sholeh ataupun sholehah, dan diberkahi oleh Allah.
Alhamdulillahilladzi khalaqa minal mai basyaran fajaalahu nasiban wa sihra wa kaana rabbuka qadiira. Allahumma in kunta khalaqta khalqan fi bathni hadzihi al-marati fa kawwinhu dzakaran wa sammahu ahmad bi haqqi muhammadin Shallallahu alaihi wasallam. Rabbi laa tadzarni fardan wa anta khairul warisin.
Artinya:
"Segala puji milik Allah, yang telah menciptakan manusia dari air mani. lalu jadikan manusia itu punya keturunan dan musaharah dan Dia adalah Tuhanmu Maha Kuasa. Ya Allah, Ya Tuhan kami, jika Engkau takdirkan di dalam perut istriku ini tercipta seorang makhluk, maka jadikanlah ia seorang laki-laki yang akan keberikan nama Ahmad. Dengan hak yang ada pada Nabi Muhammad, Ya Allah Ya Tuhan kami, jangan biarkan aku sendirian (tanpa memiliki keturunan). Engkaulah (Tuhan) sebaik-baik zat yang mewarikan (yang mengkaruniai tinggalan keturunan)."
12. Jika istri haid saat malam pertama, maka hanya diperbolehkan bermesraan.
Jika sang suami sangat ingin berjima' namun istri sedang dalam kondisi haid, maka istri masih boleh membenarkan suami mencumbuinya asalkan tidak memainkan peranan menggunakan kemaluannya untuk bersetubuh (termasuk dubur karena jatuh pada hukum haram). Rasulullah bersabda:
"Lakukanlah apa saja kecuali jima' atau bersetubuh." (HR. Imam Muslim no. 302 dan Abu Dawud no. 257 Dan dibawakan oleh sahabat Anas bin Malik R.A.)
13. Mandi junub setelah berhubungan suami istri.
Setelah berhubungan badan, umat muslim diwajibkan untuk melakukan mandi besar/junub agar dapat melakukan ibadah wajib kembali seperti sholat.