Brilio.net - Begitu cepat dan mudahnya penularan virus corona membuat pemerintah di sejumlah negara memberlakukan kebijakan lockdown. Keputusan tersebut tak pelak lalu memengaruhi jalannya banyak perusahaan.
Tak sedikit perusahaan yang kemudian menjadi memberlakukan sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH). Umumnya, sistem kerja tersebut pun akan berakhir seiring dengan dicabutnya status lockdown oleh pemerintah nanti.
BACA JUGA :
Kabar baik, antibodi virus corona telah ditemukan
Permasalahannya, diakui atau tidak, adanya kemungkinan untuk kembali bekerja di kantor tersebut ternyata membuat sebagian orang merasa khawatir. Nah, apabila kamu adalah salah satunya, maka tenangkan dirimu terlebih dahulu.
Dikutip brilio.net dari BBC, Jumat (8/5), adanya kemungkinan untuk kembali bekerja di kantor sejatinya tak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, dengan demikian, kemungkinan akan ada peningkatan jumlah teknologi yang digunakan untuk memantau kondisi karyawan.
Adapun sejumlah teknologi tersebut misalnya saja kamera termal yang mengukur suhu saat karyawan memasuki gedung hingga aplikasi atau perangkat yang dapat dikenakan untuk memberi tahu jika terlalu dekat dengan kolega.
BACA JUGA :
Kisah haru pria usia 100 tahun berpuasa sambil galang dana corona
Coen van Oostrom, pendiri sebuah perusahaan real-estate mengatakan bahwa ada beberapa perubahan 'tanpa otak' yang akan terjadi di berbagai perusahaan. Salah satu perubahan tersebut dapat dilihat pada Edge di Amsterdam.
Sebagai salah satu bangunan paling cerdas dan paling berkelanjutan di dunia itu memiliki sejumlah teknologi canggih yang bisa menjadi upaya preventif dalam mencegah penularan virus corona, terutama untuk pekerja kantoran.
"Kami memiliki kamera yang dapat melihat berapa banyak orang di satu lantai dan dengan pembaruan perangkat lunak, mereka juga dapat mengukur seberapa jauh orang saling menjaga jarak satu sama lain, dan kami dapat mengirimkan peringatan ke telepon masing-masing orang jika terlalu dekat dengan satu sama lain," jelas Oostrom.
Lepas dari itu, meski di Indonesia sendiri kemungkinan hal tersebut belum bisa terlaksana, tetap saja bahwa aktivitas untuk kembali bekerja dari kantor tak perlu dirisaukan. Pasalnya, pihak manajeman pastilah tak akan membiarkan seorang karyawannya jatuh sakit.