Brilio.net - Di era digital ini, masyarakat sangat bergantung pada website dan media sosial. Melalui dua hal ini, masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi yang mereka butuhkan.
Menurut Indonesia Survey Center, penetrasi pengguna internet pada tahun 2019-2020 mencapai 196,71 juta jiwa atau 73,7% dari 266,91 juta penduduk Indonesia. Angka ini naik signifikan dibandingkan tahun 2018 yang berada pada angka 171,17 juta jiwa (64,8% dari 264,16 juta populasi).
BACA JUGA :
Keren, remaja ciptakan situs informasi virus Corona terlengkap
foto: brilio.net/Shofia Nida
Karenanya banyak instansi, organisasi, bahkan orang per orang berlomba-lomba untuk embuat website untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Apalagi website juga potensial untuk menjadi penghasilan, misalnya lewat iklan yang masuk.
BACA JUGA :
6 Cara menggunakan Wattpad untuk pemula, mudah dan seru
Namun sayangnya, belum banyak yang memahami bagaimana memaksimalkan penggunaan website tersebut.
foto: brilio.net/Shofia Nida
Kondisi ini mendorong Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) DIY mengadakan website seminar atau webinar secara online bertajuk "Bikin Trending Websitemu lewat Konten Lokal" pada Kamis (26/11).
"Website, saat ini menjadi aset wajib yang harus dimiliki bagi instansi ataupun organisasi. Namun, banyak admin website hanya sekadar posting ala kadarnya, tanpa sentuhan, tanpa trik dan tanpa jurus. Harapannya webinar ini bisa menambah wawasan bagi masyarakat," kata Ketua AMSI DIY, Anton W Prihartono.
Acara gratis ini diikuti oleh perwakilan editor, wartawan, dan pers kampus se-Yogyakarta dengan menghadirkan pemateri Ribut Raharjo (Pemimpin redaksi Tribun Jogja) dan Suwarjono (Pemimpin redaksi suara.com).
Webinar yang berlangsung selama 90 menit tersebut membahas bagaimana konten lokal dapat membuat trending website itu sendiri. Sebenarnya tidak ada patokan jelas apa yang membuat sebuah konten dapat trending di website atau media sosial.
Namun, ada dua unsur penting yang bisa mempengaruhi trendingnya sebuah website, yaitu konten bersifat timeless yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan pembacanya dan konten yang dibuat dengan isi pembahasan yang menarik.
"Konten itu harus punya tujuan, tujuan kita membuat konten apa dulu, apakah kita ingin menyebarkanluaskan ide dan gagasan kita, atau kita akan membicarakan apa yang terjadi di sekitar kita atau saya membuat kisah-kisah konten inspiring, misalnya," jelas Suwarjono.
Jika seorang jurnalis sudah memiliki tujuan dalam menulis konten, terutama jika belum ada media yang membuat konten tersebut, maka akan berpeluang untuk menjadi trending.