Setelah banyak pihak, termasuk pemerintah, melakukan uji coba program makan bergizi gratis di berbagai daerah, Presiden Prabowo Subiantokhirnya menetapkan anggaran untuk menjalankan program ini. Dalam konferensi pers di Jakarta, Prabowo menjelaskan bahwa anggaran untuk program ini adalah Rp10.000 per hari untuk setiap anak dan ibu hamil.
"Kami ingin memberikan anggaran sebesar Rp15.000, tetapi kondisi anggaran negara saat ini hanya memungkinkan Rp10.000," ungkap Prabowo.
BACA JUGA :
Prabowo putuskan kenaikan Upah Minimum Nasional 2025 sebesar 6,5 persen
Meskipun anggaran yang tersedia terbatas, dia menegaskan bahwa menu makanan yang disediakan akan tetap berkualitas dan bergizi. Jika sebuah keluarga memiliki tiga hingga empat anak, mereka akan menerima total Rp30.000 per hari.
"Kami memperkirakan bahwa dengan anggaran ini, setiap keluarga dengan anak di desil bawah akan mendapatkan cukup makanan bergizi. Dalam satu bulan, ini bisa mencapai Rp2,7 juta," tambahnya.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, juga menegaskan bahwa pemerintah telah memikirkan hal ini dengan matang. "Kami tidak gegabah dalam menetapkan anggaran untuk program makan bergizi gratis ini," ujarnya.
BACA JUGA :
Guru honorer dapat tambahan gaji Rp 2 juta di 2025, pahami syarat dan ketentuannya
Program ini masih dalam tahap simulasi dan uji coba hingga akhir tahun, dengan fokus pada asupan gizi yang tepat untuk anak-anak. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyebutkan bahwa uji coba telah dilakukan selama hampir setahun di Pulau Jawa, dengan anggaran Rp10.000 per porsi yang mampu mencukupi kebutuhan kalori harian.
Dengan anggaran Rp10.000 per porsi, alokasi APBN untuk program ini ditetapkan sebesar Rp71 triliun untuk tahun depan. Kepala Staf Presiden, Anto Mukti Putranto, juga melakukan peninjauan langsung terhadap pelaksanaan program ini di SMP 1 Barunawati, Jakarta Barat, untuk memastikan standar gizi dan kalori terpenuhi sebelum pelaksanaan resmi pada Januari 2025.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, menyatakan dukungannya terhadap program ini, menekankan pentingnya memastikan generasi muda Indonesia tumbuh sehat dan siap menghadapi tantangan masa depan.
"Setiap individu di Indonesia harus memiliki akses yang cukup terhadap gizi untuk mendukung perkembangan mereka secara optimal," ujarnya.