Brilio.net - Tak lama lagi, ibukota akan berpindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Rencananya, pada September pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) akan dilakukan secara lebih luas berdasarkan data eselon I dari berbagai K/L.
Namun, isu santet ternyata menjadi salah satu faktor yang ditakutkan oleh pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) jika pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Hal ini kemudian ditanggapi oleh Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN Alimuddin.
BACA JUGA :
Viral Istana Garuda di IKN dinilai mirip kerajaan siluman kelelawar, begini penjelasan Menteri PUPR
Ketika hadir dalam sebuah diskusi bersama sejumlah stakeholder di acara ASN Fest 2024 - Gerakan Bangun Nusantara, Alimuddin membantu meluruskan persepsi negatif terkait isu santet di Kalimantan. Menurutnya, ilmu santet tidak hanya ada di Kalimantan saja. Maka, seharusnya santet bukan menjadi hal yang terlalu dikhawatirkan.
foto: liputan6.com
BACA JUGA :
5 Bantahan Istana soal sewa 1000 mobil untuk upacara HUT RI di IKN, ngaku siapkan bus untuk undangan
"Santet, believe or not believe, saya pernah mengalami. Tapi santet itu di Banyuwangi ada, di Banten ada, di mana saja juga ada," kata Alimuddin dalam ASN Fest 2024 di Jakarta, dikutip brilio.net, Kamis (8/8).
Ia meminta agar para ASN tak membayangkan Kalimantan seperti zaman dahulu, walau ia tak menutup mata soal keberadaan santet. Alimuddin pun menceritakan jika Kalimantan memang sejak dulu dikenal kental dengan tradisi mistis.
Ia mencontohkan, salah satunya adalah ngayau atau tradisi berburu kepala. Tetapi tradisi tersebut sudah tak ada lagi. Tradisi ngayau sudah dibereskan melalui Perjanjian Tumbang Anoi pada 1894.
"Jadi mindset-nya diubah, Kalimantan tidak seperti yang anda bayangkan. Kalimantan tidak seperti yang kita bayangkan zaman-zaman dulu," tambahnya.
Terlepas dari kepercayaan setiap orang, menurutnya, ilmu santet tidak hanya ada di Kalimantan saja. Sebab, ia mengakui jika pernah mengalaminya dan bisa sembuh. Alimuddin kemudian meminta para ASN untuk tidak fokus ke permasalahan santet.
"Santet saya pikir memang ada karena saya mau jujur juga pernah ngalamin, tapi akhirnya sembuh juga. Saya pikir jangan terbawa ke situ. Karena (santet) di mana-mana (juga) ada di Banten ada di Banyuwangi ada jadi jangan terbawa itu," paparnya lebih lanjut.
Seperti diketahui, total ASN prioritas pertama yang dipindahkan pada September ada 11.916 orang, prioritas kedua 6.774 orang, dan prioritas ketiga 14.237 orang.
foto: Otorita IKN
Pada prioritas pertama akan dibagi dalam beberapa tahap. Pada tahap satu dalam prioritas pertama hanya sebanyak 6.000 ASN yang dipindahkan. Hal ini menyusul ketersediaan apartemen yang siap digunakan, sementara unit-unit lainnya belum memadai.
Para ASN telah disiapkan tempat tinggal di ibu kota baru tersebut. Dikabarkan ada sekitar 27 tower rumah susun di IKN yang sudah rampung sejauh ini. Rusun tersebut untuk ASN dan keluarganya. Sementara, PNS yang masih lajang harus berbagi ruangan kamar.