Brilio.net - Aksi maling memang membuat gerah dan selalu meresahkan banyak orang. Sejauh ini peran kepolisian sebagai penegak hukum masih kerap kecolongan dengan aksi orang-orang tak bertanggungjawab ini. Kini pun sudah mulai banyak masyarakat yang ikut turun tangan, untuk menangkal semakin menjamurnya aksi-aksi maling.
Seperti halnya yang dilakukan warga RT 27 RW 07 Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta. Di desa yang kerap disusupi maling ini akhirnya memutuskan sebuah ide menarik, untuk memberangus aksi-aksi maling tersebut.
Caranya dengan mengadakan sayembara menangkap maling dengan hadiah sebesar 1.000.000 rupiah dan furniture, bagi siapa saja yang berhasil menangkap maling lengkap dengan barang buktinya. Pengumuman sayembara ini pun disebarluaskan melalui sebuah spanduk bewarna kuning mencolok yang dipasang di sudut-sudut desa, agar semua orang mengetahui dan bisa berpartisipasi.
BACA JUGA :
Maling ini nekat satroni kantor polisi, alasannya bikin geleng-geleng!
foto: spanduk sayembara maling/brilio.net
Eandang Suprapto wakil ketua RT 27 saat ditemui brilio.net, Kamis (23/3), menuturkan bahwa ide tersebut muncul sebagai bentuk perlawanan masyarakat, yang sudah geram melihat desanya kerap dijadikan sasaran maling.
"Ide sayembara maling ini murni atas gagasan warga sendiri karena wilayah ini memang sering kemasukan maling. Sudah lebih dari sembilan kali wilayah kami ini dimasuki maling," ujar Suprapto.
Spanduk tersebut, lanjut Suprapto telah di pasang sekitar hampir satu bulan di empat titik di RT tersebut. Empat titik tersebut merupakan tempat-tempat yang pernah dimasuki maling.
"Malingnya ini paling kerap mencuri HP, laptop di kalangan anak-anak kos. Tapi karena memang tak mudah menangkap maling, maka diadakanlah sayembara," tutur Suprapto.
BACA JUGA :
Takut kemalingan, pemilik motor ini kunci motornya pakai 15 gembok
foto: eandang suprapto/brilio.net
Suprapto mengungkapkan usai dipasangnya spanduk-spanduk sayembara tersebut dampaknya cukup terasa. Warga merasa adem ayem karena hingga saat ini belum ada kasus kehilangan lagi.
"Spanduk ini menjadi semacam terapi. Malingnya jadi nggak berani ke sini lagi. Karena sepertinya maling berpikir ngeri kalau masuk wilayah sana itu," kata Suprapto.
Pihak desa pun mengaku sudah berkoordinasi dengan kepolisian setempat, terkait sayembara maling berhadiah ini. Pasalnya pada waktu kejadian kemalingan yang terakhir, warga sudah mendatangkan polisi untuk menanganinya.
"Pihak kepolisian sudah tahu kalau ada sayembara maling di kampung ini dan hingga sekarang kepolisian juga sedang berusaha untuk mengungkap siapa pelaku pencurian yang marak di tempat kami," pungkas Suprapto.