Brilio.net - Di era digital seperti sekarang, berbagai pihak termasuk perusahaan dituntut untuk menyesuaikan diri, termasuk melihat peluang dan tantangan yang dihadapi. Kini pemanfaatan teknologi tak bisa dihindarkan. Berbagai perusahaan pun mesti mengikuti perilaku konsumen yang umumnya ingin serba cepat dan tak mau ribet.
Nah salah satu perusahaan yang cukup fokus dalam mengikuti perkembangan era teknologi digital adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jasa Raharja. Lewat Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi, perusahaan yang bertugas menyerahkan santunan bagi korban kecelakaan alat angkutan umum darat, laut dan udara serta korban kecelakaan lalu lintas jalan ini selalu memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang segala operasional perusahaan.
BACA JUGA :
7 Cara BUMN ini mengelola pekerja milenial biar tak jadi “kutu loncat”
Sebagai perusahaan yang merepresentasikan kehadiran negara dalam memberikan perlindungan dasar ini terus melakukan transformasi digital untuk optimalisasi bisnis proses, interaksi dengan ekosistem serta menciptakan bisnis model atau platform baru. Tujuannya untuk memberikan pelayanan yang lebih prima kepada masyarakat.
Di era digital semua harus cepat kalau tak ingin ketinggalan. Karena itu Jasa Raharja menghadirkan teknologi informasi dengan beberapa inovasi digital dalam mendukung proses operasional perusahaan, ujar Direktur Manajemen Risiko dan Teknologi Informasi Jasa Raharja, M Wahyu Wibowo, dalam acara Media Gathering bertajuk, Transformasi Manajemen Resiko dan Teknologi lnformasi Jasa Raharja, di Jakarta, belum lama ini.
Salah satu inivasi yang cukup brilian dilakukan Jasa Raharja adalah dengan meluncurkan layanan digital melalui aplikasi Jrku. Lewat aplikasi yang diluncurkan awal Mei 2019 ini, masyarakat tak perlu lagi kerepotan mengajukan santunan secara online, pembayaran IWKBU (khusus Pemilik Otobus), cek masa berlaku SWDKLLJ dan masih banyak lainnya.
BACA JUGA :
Sekarang santunan Jasa Raharja nggak ribet lagi, sudah cashless lho
Aplikasi JRku bertujuan untuk memudahkan masyarakat dengan membungkus semua layanan dalam satu genggaman, lanjut Wahyu Wibowo.
Kendati kini Jasa Raharja telah bertransformasi digital, tetapi unsur pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) tetap dilakukan. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi mereka agar mampu merealisasikan transformasi digitalisasi tersebut. Sumber daya manusia yang kompeten juga menjadi salah satu cara untuk merealisasikan tercapainya tujuan transformasi organisasi, kata Wahyu Wibowo.
Saat ini Jasa Raharja memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1. Lembaga ini bertugas memberikan sertifikasi kompetensi kepada pegawai Jasa Raharja berdasarkan lisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), badan yang memiliki otoritas sertifikasi nasional di Indonesia.
Sampai dengan tahun 2019, pegawai yang telah disertifikasi dan dinyatakan kompeten oleh LSP JR berjumlah 94 pegawai yang terdiri dari Kepala Divisi, Kepala Cabang, Kepala Perwakilan dan Risk Officer.
Nah dalam rangka mendukung terwujudnya transformasi perusahaan, Jasa Raharja telah menerapkan pengelolaan manajemen risiko yang berpedoman pada ISO 31000:2018. Penerapan manajemen risiko diukur dengan maturitas pengelolaan manajemen risiko yang dapat diukur dengan pencapaian yang telah dicapai Jasa Raharja.