Brilio.net - Meskipun sudah bisa teratasi, namun kejadian mati lampu yang melanda Jabodetabek, sebagian wilayah di Jawa Barat dan Jawa Tengah masih menjadi perbincangan hangat publik. Seperti diketahui Jabodetabek dilanda pemadaman listrik selama berjam-jam pada Minggu (4/8) sejak pukul 11.48 WIB.
Menurut keterangan Perusahaan Listrik Negara (PLN), penyebab mati lampu karena ada gangguan yang terjadi pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV, yang mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan dan diikuti trip seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa. Gangguan tersebut mengakibatkan aliran listrik Jabodetabek, sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah mengalami pemadaman.
BACA JUGA :
Mati listrik, curhat pengantin soal resepsi pernikahannya ini viral
"Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi, saat ini upaya penormalan terus kami lakukan, bahkan beberapa Gardu Induk sudah mulai berhasil dilakukan penyalaan," ujar Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka seperti dilansir brilio.net dari merdeka.com, Senin (5/8).
Mati lampu yang terjadi selama berjam-jam tersebut menjadi perbincangan hangat hingga menjadi trending topik di Twitter. Nggak hanya itu, beberapa media asing bahkan tak ketinggalan menyoroti kejadian mati lampu tersebut. Tak bisa dipungkiri jika mati lampu tersebut pun membuat aktivitas warga terganggu. Ada yang tak bisa belanja, terjebak di rumah hingga ibu-ibu mengamuk.
BACA JUGA :
Listrik mati di Jakarta, penumpang MRT dievakuasi dari bawah tanah
Terjebak di rumah makan.
foto: pixabay
Mati lampu yang melanda wilayah Jabodetabek dan sekitarnya memberi dampak yang cukup luas, terutama kepada warga DKI. Lia adalah salah satunya. Lia yang tengah menikmati makanan khas Palembang, yaitu Pempek terpaksa tertahan di restoran lantaran tak bisa melakukan proses pembayaran.
Saat mati lampu, Lia dan keluarga tengah berada di salah satu restoran pempek di Jakarta. Listrik yang tiba-tiba mati membuat Lia tak bisa melakukan transaksi pembayaran melalui debit lantaran mesin gesek di restoran tak bisa menyala. Sialnya, Lia saat itu juga tidak membawa uang tunai.
"Terjebak di rumah makan Palembang. Lagi asyik-asyik makan pempek dan mikir bisa debit, lupa banget ambil cash. Ternyata gansetn6ya gak kuat narik selain lampu," kata Lia kepada merdeka.com.
Lia akhirnya harus mencari ATM untuk mengambil uang tunai, namun sebagai ATM juga mati karena tidak ada energi listrik.
"Mau ambil tunai semua ATM gak bisa, kami terjebak di tempat makan," tegas Lia.
Tak bisa belanja.
foto: pixabay
Akibat gangguan listrik tersebut, aktivitas warga menjadi terhambat. Matinya mesin-mesin gesek dan ATM juga membuat warga tak bisa berbelanja. Masyarakat mengeluh karena tidak bisa mengambil uang di ATM dan bertransaksi di swalayan.
Salah satu warga yang terkena imbas tersebut adalah Wisnu yang merupakan warga DKI Jakarta. Wisnu mengatakan bahwa aktivitasnya menjadi terhambat akibat mati lampu yang tiba-tiba terjadi. Akibatnya, dia tak bisa melakukan transaksi di salah satu swalayan di kawasan Jakarta Selatan. Sama seperti Lia, Wisnu juga tak bisa mengambil uang tunai di ATM.
"Saya tadi mau beli minuman dingin dan ambil uang di ATM, tetapi tidak jadi. Gara-gara mati lampu mendadak ini, saya jadi tidak bisa melakukan transaksi," ujar Wisnu.
Macet berkepanjangan.
foto: merdeka.com
Salah satu dampak akibat mati lampu adalah lampu lalu lintas yang mati membuat macet berkepanjangan di beberapa titik. SAlah satunya persimpangan jalan Fatmawati yang macet panjang karena lampu lalu lintas mati.
Petugas dinas perhubungan sampai kesulitan mengurai simpul kemacetan. Beruntung warga setempat yang juga anggota Forkabi turut membantu. Bentakan anggota Forkabi pada pengendara yang tak sabaran menggelegar di persimpang. "Jangan maju dulu!! Ini tidak bisa jalan. Jangan susah diatur kalau mau lancar," teriaknya pada pengendara motor di sana.
Ibu-ibu mengamuk.
foto: merdeka.com
Cerita berbeda datang dari Cinere. Tangis bayi menggema dari salah satu rumah di sebuah komplek di Cinere, Depok. Suara semakin ramai karena dilengkapi dengan caci maki seorang ibu anak satu.
Ibu muda yang bernama Lia itu marah karena pemadaman listrik oleh PLN sudah berjam-jam. Dia bingung bagaiman nasib stok ASI-nya untuk nanti.
"Saya kan stok untuk anak waktu kerja besok. Bagaimana kalau sampai basi. Mana ada banyak botolnya," ujarnya sembari menenangkan tangis anaknya.
Mati listrik yang terjadi juga membuat anak Lia rewel. Karena anak tersebut kepanasan sehingga tidak bisa tidur siang.