1. Home
  2. ยป
  3. Serius
8 Agustus 2022 18:23

Curhat Camat Payakumbuh, dicopot usai gaya ala Citayam Fashion Week

Dengan gaya bak model, Dewi berjalan berlenggak-lenggok menggunakan sepatu heels di tengah zebra cross. Devi Aristyaputri
foto: Youtube/dewicentong

Brilio.net - Fenomena Citayam Fashion Week yang terjadi pada beberapa waktu yang lalu membuat sejumlah daerah ikut antusias untuk mengikuti fenomena yang semacamnya. Munculnya fenomena yang cukup mencuri perhatian publik, membuat sejumlah orang memiliki cerita yang tidak biasa.

Akhir-akhir beredar cerita mengenai camat dari Kota Payakumbuh, Sumatra Barat, Dewi Novita yang ikut serta meramaikan fenomena Citayam Fashion Week yang sedang viral itu. Camat wanita itu, lantas membuat video ala-ala Citayam Fashion Week yang ia lakukan di jalan di kotanya.

BACA JUGA :
11 Gaya ABG Citayam Fashion Week catwalk bak model profesional, modis


Video tersebut lantas dibagikan di media sosial TikTok @dewi.centong. Namun sayangnya, video tersebut tidak dapat diakses lantaran akun TikTok Dewi Novita sudah dikunci. Tidak hanya media sosial TikTok, media sosial instagramnya juga dikunci. Namun, video cuplikan Dewi Novita bergaya ala model di Citayam Fashion Week ini dapat diakses di channel YouTube Dewi Centong.

foto: Youtube/dewicentong

BACA JUGA :
9 Potret beda rumah seleb ABG Citayam, punya Bonge lewat gang sempit

Dalam video yang diunggah dengan tagar #citayamfashionweek itu tampak Dewi tampil mengenakan seragam dinas ASN, kerudung cokelat, dan dipadukan dengan menggunakan kacamata berwarna hitam. Dengan gaya bak model, Dewi berjalan berlenggak-lenggok menggunakan sepatu heels di tengah zebra cross.

foto: Youtube/dewicentong

Agar penampilannya terlihat semakin cetar, Dewi juga menggunakan sejumlah aksesori seperti gelang, cincin, dan tas berwarna senada bajunya.

foto: Tiktok/@dewi.centong

Video itu lantas menjadi boomerang bagi Dewi. Pasalnya, setelah video yang diunggah olehnya itu viral, jabatannya sebagai camat Kota Payakumbuh dicopot.

Melalui akun TikTok nya yang sudah di private tersebut, Dewi mencurahkan semua isi hatinya. Hal ini dikarenakan ia merasa terzolimi oleh MUI Kota Payakumbuh. Jabatannya sebagai camat itu, dicopot lantaran melanggar norma agama dan adat istiadat Minang Kabau.

foto: Youtube/dewicentong

"Mulai dari Komen MUI itu lah malapetaka itu hadir. Karier yang aku bangun sekian lama hancur hanya gara-gara komen MUI yang sangat tidak objektif. Dengan melaporkan aku ke Walikota Payakumbuh. Dan akhirnya aku diberhentikan menjadi Camat di Payakumbuh Timur. Terimakasih MUI Kota Payakumbuh, sudah membuat hancur semua impian aku," ujarnya dikutip brilio.net dari TikTok @dewi.centong, Senin (8/8).

Dewi pun merasa heran, mengenai keputusan pihak MUI Payakumbuh yang mengomentari aksinya. Namun, saat pejabat daerah lain membuat konten yang serupa justru tidak dipermasalahkan sama sekali.

"Apakah ini salah satu cara untuk menghancurkan ku hancur lebur dalam sekejap mata. Sekali lagi ucapkan ribuan terima kasih kepada MUI Kota Payakumbuh dan Provinsi Sumatera Barat yang sangat tidak berdasar hingga menghancurkan impian aku dan 2 orang anak ku," ucapnya.

foto: Tiktok/@dewi.centong

Unggahan yang dibagikan melalui media sosial Instagram pun lantas mendapatkan 3 poin komentar dari MUI Payakumbuh.

"Yth, ibu Camat Payakumbuh Timur. Kami mohon dengan hormat agar postingan ibu ini dapat dihapus, dengan beberapa pertimbangan," tulis akun Instagram@muipayakumbuh.

"1. Konten ini tidak sesuai dengan orma agama dan budaya adat Minangkabau yang bernasfkan islam. Dimana Falsafah Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah menjadi acuan hukum dan norma di masyarakat. Mohon ibu memperhatikan pula "alua jo patuik" sebelum membuat konten yang akan menjadi sorotan publik. Jangan latah mengikuti apa yang sedang tren viral, karena iibu adalah pejabat publik yang akan menjadi contoh/teladan bagi masyarakat.

2. Benar ibu sudah memakai jilbab. Tapi pakaian tersebut bukan mengikuti apa yang diajarkan syariat islam. Dalam kaidahnya pakaian muslimah harus menutupi aurat secara sempurna. Tidak boleh ketat/memperlihatkan lekuk tubuh, transparan. Apalagi model fashion yang ibu ikuti tersebut adalah tabarruj orang-orang jahiliyah yang dikecam dalam syariat (QS al-ahzab:33). Hal ini bertentangan dengan karakter Gadih Minang yakni budaya malu.

3. Jika ibu bermaksud untuk mempromosikan Tenun Balai Panjang, maka tidaklah dengan cara 'murahan' ala anak-anak Citayam itu pakaian Bundo Kanduang di Ranah Minang ini dipromosikan. Setahu kami, pakaian para bundo kanduang melekat dengan identitas kehormatan dan harga diri yang tinggi. Jadi, sama sekali tempatnya bukan di jalanan," jelas akun Instagram MUI Payakumbuh, dikutip brilio.net dari Tiktok Dewo.centong.

foto: Tiktok/@dewi.centong

Dalam unggah dalam video yang berdurasi kurang lebih 19 detik, Dewi mengutarakan rasa terima kasih kepada para warga.

"Terima Kasih warga Kecamatan Payakumbuh Timur. Semoga dilain waktu kita akan berjumpa kembali entah itu sebagai apa. Terima kasih atas dukungannya selama ini dan ribuan terima kasih juga thd niniak maak tigo nagari di Kecamatan Payakumbuh Timur atas dukungan dan semangatnya selama ini," tambahnya.

Video yang diunggah ini pun dibanjiri berbagai pertanyaan dari netizen mengenai hal pencopotan tersebut.

"Kenapa harus dicopot jabatannya?" tanya akun cheii

"Padahal dengan teguran sudah cukup, kenapa harus sampai dipecat? tanya akun @penikmatsenja.

Tidak hanya itu, ada juga netizen yang merupakan teman dari camat Payakumbuh itu yang menceritakan bahwa Dewi merupakan orang yang orang baik.

"Dewi ini temen, sahabat, adik bagi saya. Saya tahu kebaikan hatinya, tahu bagaimana perjuangannya sebagai orang tua tunggal membesarkan kedua putrinya," ucap akun @erikac.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags