Brilio.net - Pada Kamis (29/8) terjadi demontrasi di Jayapura. Sejumlah massa menolak tindakan rasialis terhadap mahasiswa Papua yang terjadi di sejumlah kota di luar Papua. Sayangnya demonstrasi kembali pecah dan diwarnai dengan aksi pelemparan batu dan perusakan mobil aparat keamanan, perusakan fasilitas umum, dan pembakaran Kantor Majelis Rakyat Papua.
Sampai pada Jumat (30/8) hari ini, dampak kericuhan masih sangat terlihat. Ada 17 stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Jayapura masih tutup. Hal ini menyusul situasi keamanan di Kota Jayapura dan sekitarnya yang belum kondusif.
Unit Manager Communication, Relation, & CSR MOR VIII, Brasto Galih Nugroho menyebutkan aksi anarkis warga kemarin menyebabkan dua SPBU yakni di Kotaraja dan Entrop ikut terkena lemparan batu dari massa.
"SPBU tetap aman dan tak ada pembakaran SPBU di Kota Jayapura," kata Brasto dilansir brilio.net dari liputan6.com pada Jumat (30/8).
Brasto menyebutkan di Kota Jayapura hingga Waena, terdapat 11 SPBU reguler, lalu 4 SPBU kompak yakni APMS dan 2 SPBU nelayan yang berada di Dok 9 dan Hamadi.
"Sementara 2 SPBU di Sentani yang masih buka normal," ujarnya.
Brasto menambahkan penyaluran SPBU ke Kota Jayapura dan sekitarnya saat ini masih belum dapat dilakukan, karena jalur penyaluran masih rawan gangguan keamanan.
"Kami akan terus koordinasi dengan aparat keamanan untuk pembukaan SPBU ataupun penyaluran BBM ke SPBU tersebut," ujarnya.
Brasto menyampaikan hingga kini ketahanan stok di TBBM Jayapura ataupun di SPBU masih aman.
"Bagaimana pun kami masih amankan aset SPBU infrastruktur, serta personienya, hingga kondisi aman. Jika belum aman, tetap ditutup untuk pelayanan," katanya menambahkan.
BACA JUGA :
Kondisi terkini Papua, sekolah di Jayapura diliburkan sepekan