Brilio.net - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof. Dr. dr. Budi Santoso, Sp.OG.(K) dicopot dari jabatannya sebagai dekan. Kabar tersebut viral di media sosial dan membuat warganet heboh. Kabar mendadak tersebut berawal dari pernyataannya sendiri, yang beredar di WA Group (WAG) Dosen FK Unair pada Rabu 3 Juli 2024.
Dalam pernyataannya Budi Santoso berpamitan kepada sekitar 300-an member di grup tersebut. Hal ini disampaikan setelah menerima keputusan Rektor Unair, yang memberhentikan dirinya dari jabatan Dekan FK Unair. Ia juga meminta maaf kepada seluruh dosen barangkali selama menjadi dekan pernah berbuat kesalahan.
BACA JUGA :
Empat kali gagal masuk universitas top, wanita ini malah keterima beasiswa kedokteran di Rusia
"Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Mohon maaf selama saya memimpin FK Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang," tulis Budi Santoso di WAG dikutip brilio.net dari liputan6.com, pada Kamis (5/7).
foto: unair.ac.id
BACA JUGA :
Momen wanita ditolak pemilik kos karena bukan anak fakultas kedokteran ini lucu tapi kasihan
Saat dikonfirmasi, Budi Santoso mengatakan bahwa pernyataan tersebut dimaksudkan untuk berpamitan kepada sesama dosen. Selain itu juga merasa perlu menyampaikan ucapan perpisahan dengan para seniornya.
"Benar, itu pesan dari saya di grup dosen FK Unair. Benar saya diberhentikan per hari ini," katanya, Kamis (4/7/2024), dikutip dari Antara.
Budi Santoso mengatakan bahwa, proses pemecatan dirinya berkaitan dengan statemen yang menolak program dokter asing di Indonesia. Ia beranggapan, terjadi perbedaan pendapat antara pimpinan UniversitasAirlangga dengan dirinya, terkait program Kemenkes untuk mendaftarkan dokter asing.
"Karena rektor pimpinan saya dan saya ada perbedaan pendapat, dan saya dinyatakan berbeda ya keputusan beliau ya diterima. Tapi, kalau saya menyuarakan hati nurani, saya pikir kalau semua dokter ditanya, apa rela ada dokter asing? Saya yakin jawabannya tidak," katanya.
foto: unair.ac.id
Menurut Budi Santoso, ia dipanggil oleh Rektorat Unair pada Senin (1/7) untuk mengklarifikasi pernyataanya. Selang beberapa hari dari pemanggilan tersebut, ia mendapat keputusan pemberhentian sebagai dekan. Budi Santoso dalam pernyataan pribadi memang mengatakan tidak sepakat dengan program dokter asing tersebut.
"Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokterantidak setuju," katanya.
Budi Santoso yakin 92 Fakultas Kedokteran yang ada di Indonesia, mampu menciptakan lulusan yang nantinya akan menjadi dokter-dokter berkualitas. Bahkan, kemampuan lulusan dalam negeri tidak akan kalah dengan dokter-dokter asing.
Tanggapan pihak Unair Surabaya.
foto: unair.ac.id
Menanggapi soal pemberhentian tersebut, pihak Unair akhirnya angkat bicara. Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Martha Kurnia Kusumawardani mengatakan, alasan dipecatnya Budi Santoso merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik.
"Alasan atau pertimbangan pimpinan Universitas Airlangga terkait pemberhentian ini adalah merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan khususnya di lingkungan FK Unair," katanya.
Setelah memberhentikan, Unair juga mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Budi Santoso atas pengabdiannya selama menjadi dekan. Pihak Unair berharap bahwa FK kampus di Surabaya itu terus menjadi fakultas kedokteran yang mampu memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.
"Kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. dr. Budi Santoso Sp.OG.(K) atas semua pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut," kata Martha.
Aksi protes sivitas akademika Unair.
foto: Liputan6.com
Banyak civitas akademikan FK Unair yang lantas tidak terima dengan pemecatan tersebut. Mereka menggelar aksi unjuk rasa damai, untuk meminta agar Budi Santoso tidak diberhentikan sebagai dekan. Hal itu berlangsung di Patung Airlangga depan Fakultas Kedokteran Unair, Kamis 4 Juli 2024.
Salah satu orator dari aksi tersebut mengajak untuk para civitas akademika FK Unair untuk mogok mengajar. Ajakan tersebut disampaikan oleh Guru Besar di FK Unair Dr Abdul Hafid Bajamal dr SpBS (K).
"Tidak ada alasan ketidakadilan dilakukan terhadap Prof Bus (Prof. Budi Santoso), kita akan bergerak mulai sekarang. Semua dosen, wakil dekan, kepala bagian, semua staf FK Unair saya usulkan untuk mogok mengajar mulai hari ini sampai Prof Bus dikembalikan kepada tempatnya, ujar Prof Hafid.
Menurut Prof Hafid, selama ini sivitas akademika Unair seperti katak dalam tempurung. Sehingga, hingar bingar demokrasi dan keadaan di luar kampus, tidak ada satupun aktivitas sivitas akademika yang bisa dilakukan. Dia mengajak seluruh sivitas akademika FK Unair agar lebih berani dalam menyuarakan suaranya.