Brilio.net - Aksi heroik Yohanes Ande Kala Marcal Lau atau kerap dipanggil Joni tak mudah hilang dari ingatan. Saat peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI pada 2018 di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Joni kecil nekat memanjat tiang bendera setinggi 15 meter. Dia naik lantaran tali pengait bendera yang digunakan dalam upacara tersebut tersangkut di ujung tiang.
Dari aksinya itu, mengantarkan Joni bertemu langsung dengan Jokowi di Istana Negara. Saat itu, Jokowi menjanjikan Joni bisa masuk menjadi prajurit TNI.
BACA JUGA :
Bangga atlet sumbang emas di Olimpiade Paris, Jokowi video call Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah
"Jadi tentara? Baik, nanti langsung daftar ke Panglima. Kamu pasti diterima. Jaga kesehatanmu ya," jawab Presiden Jokowi dikutip brilio.net dari arsip YouTube Sekretaris Kabinet, Kamis (15/8).
BACA JUGA :
[KUIS] Pilih 1 dari 5 gambar ini untuk tahu ruang kerjamu mirip dengan pejabat Indonesia siapa
Beranjak dewasa, Joni pun mengikuti seleksi TNI pada 2024 dan sayangnya dia dinyatakan tidak lolos. Kegagalan Joni ini lantaran tinggi badannya hanya 157 cm.
Kegagalan Joni ini mengingatkan sejumlah orang akan janji Jokowi beberapa tahun silam. Benar saja, usai Joko Widodo meresmikan Plasa Seremoni, Sumbu Kebangsaan, di kawasan IKN, Kalimantan Timur, Rabu (14/8), awak media mencoba menanyakan perihal tersebut kepalada Jokowi. Namun, Jokowi justru tampak lupa akan sosok bocah yang pernah diundangnya ke Istana Negara tersebut.
"Joni itu siapa?" kata Jokowi dikutip dari akun TikTok @chezeekake.
Beberapa awak media hingga Menteri Sekretaris Negara Pratikno kemudian menjelaskan kepadanya terkait sosok Joni.
"Yang diundang di Istana itu lho Pak, anak kecil itu," sahut Pratikno.
Setelah mendapat penjelasan terkait Joni yang tidak lolos TNI AD lantaran tidak memenuhi syarat tinggi badan, Jokowi angkat tangan. Dia menuturkan kewenangan tersebut ada di tangan institusi, bukan pada presiden.
"Ya semua ada aturannya lah. Serahkan ke Panglima," ucapnya.
Meski begitu, Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Joao Xavier Barreto Nunes menyatakan siap membina Joni agar bisa lolos seleksi menjadi prajurit TNI. Pembinaan termasuk upaya lewat terapi tinggi badan.
Apabila saat tes Bintara Joni tidak lulus karena tinggi badan, maka Joni akan disiapkan untuk mengikuti tes di universitas pertahanan melalui jalur khusus untuk tes kejuruan atau keahlian pada akhir Agustus 2024.
Pernyataan Jokowi itu lantas ramai di media sosial. Tak sedikit warganet yang dibuat terheran-heran dengan tanggapan Jokowi. Tak sedikit yang memberikan kritik atas mudahnya Jokowi menjanjikan hal itu sebelumnya.
"Saya sangat maklum joni tidak lulus, karena kualifikasi TNI emang harus seketat itu. Yang saya heran, kok pak jokowi enteng bgt janjiin tu anak masuk TNI langsung masuk. Semoga cuman ini janji jokowi yang asa sebut doang ya pfft," tulis @rdwnrobn.
Namun tak sedikit pula yang memberikan tanggapan berbunyi postif. Mereka menilai, rasanya sulit untuk meloloskan Joni yang memang tidak memenuhi ketentuan, dari tinggi badan yang dibutuhkan menjadi anggota TNI. Sehingga pernyataan "semua ada aturannya itu" benar.
"Kalau kekurangan si joni misal dari akademik atau tes fisik mungkin bisa dibantu, tapi masalahnya si joni itu pendek. Secara kasat mata aja memang nggak layak buat jadibTNI ya ngaco juga kalau di lolosin," timpal @fkisml.
"Berarti proses seleksinya BENER gak curang. Tinggi 157 mau masuk TNI.. logis lah," kata almalikiii_.
"Tinggi Joni 157cm maklum kalo blm masuk syarat untuk bisa jadi TNI. Tetap semangat Joni," ujar tirza_yohana.