1. Home
  2. »
  3. Serius
21 Februari 2017 00:05

Era digital ternyata ciptakan banyak pengangguran

Terciptanya lapangan kerja jumlahnya lebih kecil daripada yang hilang. Syifa Fauziah

Brilio.net - Anggota Dewan Pakar Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia, Kun Wardana Abyoto menyatakan era digital bakal menciptakan banyak pengangguran. Sebab, lapangan pekerjaan yang tercipta jumlahnya lebih kecil daripada lapangan pekerjaan yang hilang.

"Statistik ILO mengatakan di era digital, ada pekerjaan-pekerjaan yang menjadi hilang dan menciptakan pekerjaan baru namun selisihnya sangat besar sehingga akan terjadi banyak pengangguran. Kita harus bisa melihat ke depan, kalau menunggu ini terjadi, akan ketinggalan," ujar Kun dalam Seminar Nasional 'Memperjuangkan Kesejahteraan dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia' yang digelar oleh ASPEK Indonesia di Jakarta, Senin (20/2).

BACA JUGA :
5 Video ini jadikan tubuh manusia sebagai objek permainan cahaya, jos


Pengamatan yang dicatat Organisasi Buruh Internasional (ILO) itu disebutnya telah melihat kecenderungan teknologi digital akan menguasai seluruh bidang pekerjaan. Kun mengatakan revolusi teknologi telah terjadi empat kali, yaitu pertama dengan penemuan mesin uap, kedua elektrifikasi, ketiga penggunaan komputer, dan keempat revolusi era digital.

Sedangkan pengaruh era digital terhadap banyaknya pengangguran disebabkan oleh penerapan robotisasi dan otomasi di perusahaan. Serikat Pekerja dan pemerintah disebutnya harus dapat mencermati hal itu dan menyiapkan antisipasi yang dibutuhkan.

Kun mencontohkan di China, pemerintah memberlakukan kebijakan khusus larangan masuk untuk perusahaan berplatform digital seperti Google, Amazon dan Facebook untuk melindungi perusahaan dalam negeri.

BACA JUGA :
17 Foto efek double exposure ini sungguh menakjubkan, awas salah fokus

"Di alibaba.com, kegiatan sale mereka bisa mengalahkan pendapatan Amazon selama setahun. Betapa besar pasarnya," ujarnya.

Namun untuk Indonesia, Kun mengakui masih susah melindungi pekerja dari kehilangan pekerjaannya karena belum memiliki teknologi yang memadai serta belum adanya kebijakan pemerintah yang mendukung seperti di China.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags