Brilio.net - Hari Buruh 2019 di berbagai kota dirayakan dengan aksi turun ke jalan. Di Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei ini, seperti biasa para buruh melontarkan tuntutannya melalui orasi dan spanduk. Aparat dikerahkan untuk mengamankan aksi massa di Hari Buruh.
Sayangnya, perayaan Hari Buruh di beberapa kota berjalan rusuh. Di Bandung dan Jakarta, Hari Buruh diwarnai aksi vandalisme yang dilakukan oleh massa berkostum hitam-hitam. Mereka merusak beberapa fasilitas publik.
BACA JUGA :
Peter Mayhew pemeran Chewbacca Star Wars meninggal di usia 74
Top deh. Anarko bangkit! Bandung pic.twitter.com/jf8dXxdZKF
George Hormat (@gHormatKulas) 1 Mei 2019
Dari paham anarkis itu, berkembang menjadi beberapa turunan, seperti Anarkisme-kolektif, Anarkisme komunis, Anarko Sindikalisme, Anarkisme individualis, serta varian lainnya seperti Pasca-anarkisme, Anarki pasca-kiri, Anarka-Feminisme, Eko-Anarkisme, dan Anarkisme insureksioner. Namun yang paling terkenal adalah Anarko-Sindikalisme.
Anarko Sindikalisme sendiri lebih menekankan pada gerakan buruh (labour movement). Sindikalisme sendiri berakar dari Bahasa Prancis yang berarti 'trade unionism'.
foto: Twitter/didonkz
Varian ini menganggap bahwa serikat-serikat buruh (labor unions) mempunyai kekuatan dalam dirinya untuk mewujudkan suatu perubahan sosial secara revolusioner, mengganti kapitalisme serta menghapuskan otoritas negara dan diganti dengan masyarakat demokratis yang dikendalikan oleh para pekerja.
Anarko sindikalisme juga menolak sistem gaji dan hak milik (kepemilikan) dalam pengertian produksi.
foto: Twitter/@WaladAulia
Prinsip-prinsip dasar yang membedakan anarko-sindikalisme dengan kelompok lainnya dalam anarkisme adalah: (1) Solidaritas pekerja (Workers Solidarity); (2) Aksi langsung (direct action); dan (3) Manajemen-mandiri buruh (Workers self-management).
Dalam buku karya Sen M Sheehan, yang berjudul 'Anarkisme: Perjalanan Sebuah Gerakan Perlawanan' yang diproduksi Marjin Kiri, kemunculannya sudah lama dikenalkan oleh sosok sejarawan anarkis, Rudolf Rocker, sekitar abad ke-19 dan 20.
foto: Twitter/@Hariswnlagi
Noam Chomsky, profesor linguistik di Institute Teknologi Massachusetts (MIT), menyebut anarko sindikalis lahir dari pandangan Rudolf, yang menuturkan; "Bagi seorang anarkis, kebebasan bukanlah konsep filosofis abstrak, melainkan peluang konkret vital bagi setiap manusia untuk mengembang kan sepenuhnya segala daya, kapasitas, dan talenta yang telah di berikan alam kepadanya, dan mengubahnya menjadi perangkat sosial."
foto: Twitter/althof_m
Rudolf memandang anarki bisa diterapkan manusia, melalui persatuan para buruh. Dia menyebut, hanya dalam bidang ekonomilah, para pekerja mampu menunjukkan kekuatan sosial sepenuhnya, karena aktivitas mereka sebagai produsen, mampu menyatukan seluruh struktur sosial, dan menjamin eksistensi masyarakat secara keseluruhan.
Dalam bukunya yang berjudul; 'Anarko Sindikalisme: Filsafat Radikal Kaum Pekerja', dikatakan bahwa gerakan ini metodenya melalui aksi langsung, baik dalam perjuangan ekonomi maupun politik. Ada beberapa metode aksi langsung, yakni sabotase, pemogokan, serta boikot, demi tatanan ekonomi yang dikehendaki terwujud.