Brilio.net - Rasa duka masih menyelimuti keluarga korban kecelakaan maut Tol Cipularang. Kecelakaan yang terjadi pada Senin (2/9) siang itu, setidaknya telah merenggut banyak korban tewas dan luka-luka.
Awan hitam dirundung duka, masih menyelimuti keluarga almarhum Iwan bin Nisin, salah satu korban tewas kecelakaan maut di Tol Cipularang itu. Rumah almarhum yang berada di Kampung Tanggulun RT 01/03, Desa Kelor, Sepatan Timur, Tangerang, sudah dipasangi tenda dan bendera kuning tanda berduka sehari setelah kecelakaan.
Iwan merupakan pria berusia 35 tahun, sopir truk dari salah satu pabrik plastik di Tangerang meninggal setelah mengalami luka di bagian dada dan kaki akibat kecelakaan maut itu. Korban diketahui akan melakukan perjalanan pulang kembali ke Tangerang usai mengantarkan barang ke kawasan Bandung, Jawa Barat.
Istri korban, Ratna (34) mengatakan, beberapa jam sebelum Iwan menjadi korban kecelakaan maut tersebut, dia sempat melihat unggahan foto dari sang suami yang menunjukkan suasana Tol Cipularang.
"Saya lihat kalau suami saya itu unggah foto di WhatsApp sekitar jam 11 siang, di foto itu dia ngasih lihat kondisi tol. Pas itu, keponakan saya langsung komentar soal unggahannya ini, ponakan saya nanya suasana tol, terus dibales sama suami saya kalau jalan tol ini agak curam dan kondisi agak macet," kata Ratna, saat ditemui di kediamannya, dilansir brilio.net dari Liputan6 pada Kamis (4/9).
BACA JUGA :
5 Kesaksian mengerikan detik-detik kecelakaan Tol Cipularang
foto: Liputan6.com/Pramita Tristiawati
BACA JUGA :
6 Fakta terbaru kecelakaan maut di Tol Cipularang
Tak hanya itu, sebelum berangkat pun Iwan berpesan agar Ratna selalu tinggal bersama ibundanya, lantaran khawatir Iwan tidak pulang ke Tangerang.
"Pas baca balasan suami saya itu, saya langsung ingat pesan suami saya yang bilang enggak pulang ke Tangerang. Di sana saya mulai gelisah," ujarnya.
Tidak lama kemudian, ibu dari satu anak ini mendapati kabar adanya kecelakaan di kawasan Tol Cipularang KM 91. Ratna semakin gelisah, firasatnya mengatakan ada sesuatu yang berbahaya menimpa suaminya.
"Pas baca berita ada kecelakaan, saya mulai khawatir, saya nanya-nanya sama teman-temannya yang kebetulan kerja di pabrik itu, mereka bilang enggak ada informasi apapun dan kemungkinan suami saya ini tidak menjadi korban kecelakaan itu dan sedang perjalanan pulang," ungkapnya.
foto: Liputan6.com/Pramita Tristiawati
Namun nyatanya, pada pukul 19.00 WIB, Ratna mendapati kabar kalau suaminya menjadi korban jiwa atas tragedi tersebut. Mendengar hal itu, sejumlah keluarga berangkat ke Purwakarta untuk mengurus berkas dan membawa jenazah Iwan.
"Saya sudah lemas, enggak tahu lagi harus gimana, yang pergi ke Purwakarta itu ayah saya, adik suami dan beberapa rekannya," ungkapnya.
Selanjutnya, jenazah korban dibawa ke Tangerang menggunakan ambulans dan tiba dirumah duka pada Selasa (3/9) pagi atau sekitar pukul 06.00 WIB. Jenazah pun langsung dimakamkan di TPU Tanggulun pada pukul 09.00 WIB.