Brilio.net - Gempa bumi dengan kekuatan 6,5 SR mengguncang bagian utara Banten, Jawa Barat, dan Jakarta pada pagi ini, Rabu 19 Oktober 2016, pukul 07.25 WIB. Gempa tersebut terjadi dengan pusat gempa di Laut Jawa, 120 km timur laut Subang dengan kedalaman 654 km. Gempa ini dilaporkan tidak menimbulkan potensi tsunami.
Dari rilis Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dilaporkan bahwa meskipun kekuatan gempa cukup besar yaitu 6,5 SR namun tidak menimbulkan dampak kerusakan karena pusat gempa sangat dalam yaitu 654 km di bawah dasar Laut Jawa. Pusat gempa berada di dalam Lempeng Eurasia. Bukan pada subduksi lempeng.
Meskipun tergolong gempa dengan intensitas ringan hingga lemah, gempa ini dirasakan banyak daerah di bagian utara Jakarta, Jawa Barat, dan Banten sekitar 5 hingga 8 detik. Daerah yang dilaporkan merasakan gempa adalah Tangerang, Jakarta, Bekasi, Sumedang, Cikarang, Cirebon, Indramayu, Bogor, Cilegon, dan Sumedang merasakan guncangan meskipun hanya lemah.
Sementara itu, masyarakat di Jakarta yang tinggal di gedung bertingkat dan apartemen merasakan guncangan yang lebih kuat. Belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan. Diperkirakan gempa tidak menimbulkan kerusakan bangunan dan korban jiwa. Aktivitas masyarakat tetap berjalan normal.
Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, kejadian gempa ini bisa dibilang cukup aneh karena bersumber pada daerah-daerah sesar atau subduksi yang sering muncul gempa tetapi di dalam lempeng Eurasia. Hal ini perlu diantisipasi agar bangunan-bangunan tinggi harus dibangun dengan konstruksi tahan gempa.
"Jabodetabek termasuk daerah rawan gempa yang sumbernya bukan di wilayah itu tetapi dari daerah sekitarnya. Bukan hanya bangunan yang perlu disiapkan tetapi manusianya juga harus disiapkan agar siap menghadapi gempa yang dapat terjadi kapan saja," kata Sutopo dalam rilis tertulis yang diterima brilio.net, Rabu (19/10).
BACA JUGA :
15 Foto recovery Jepang pasca-tsunami bukti 'badai pasti berlalu'