Brilio.net - Gempa bumi terjadi Kamis (6/12) pukul 08.02 WIB. Gempa berpusat di barat laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, terjadi akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust).
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mengatakan gempa pukul 08.02 WIB yang semula dideteksi bermagnitudo 5,7 namun kemudian dimutakhirkan menjadi 5,3 itu merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores.
BACA JUGA :
Gempa guncang Bali dan Mataram, tidak berpotensi tsunami
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Rahmat dikutip brilio.net dari antara.
Gempa yang berpusat di darat pada kedalaman 10 kilometer itu menurut BMKG menimbulkan guncangan kuat yang dirasakan semua orang (VI MMI) di daerah Lombok Utara, serta dirasakan oleh hampir semua orang dan membuat barang-barang terjatuh di Lombok Barat dan Mataram (V MMI).
Di Lombok Tengah dan Lombok Timur, getaran gempa dirasakan oleh orang-orang yang berada di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah (IV MMI). Sementara di Denpasar getaran gempa terasa seperti ada truk sedang melintas (III-IV MMI0.
BACA JUGA :
15 Aksi Kalina Ocktaranny mantan istri Deddy Corbuzier bantu Palu
Getaran gempa juga dirasakan oleh beberapa orang dan membuat benda-benda digantung bergoyang (II-III MMI) di Jimbaran, Tabanan, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Kuta wilayah Bali.
Di Mataram, gempa membuat para pegawai pemerintah berhamburan keluar kantor dan memicu sekolah-sekolah memulangkan murid lebih awal. Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempa bumi yang menurut BMKG tidak berpotensi menimbulkan tsunami tersebut.