Brilio.net - Pemerintah meminta setiap pihak mematuhi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), terutama menggunakan masker di ruang publik serta mempercepat vaksinasi. Sejalan dengan ini, Gerakan Pakai Masker meluncurkan kampanye Pernikahan Masker dan Vaksin. Hal tersebut guna mencegah warga tertular dan meninggal akibat Covid-19.
Memasuki 2020, virus Covid-19 menyebar sangat cepat hingga menjadi pandemi. Di Indonesia, virus ini muncul sekitar Maret 2020 dan hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda segera berakhir. Bahkan memasuki semester kedua di tahun ini, virus SARS-Cov-2 juga terus beradaptasi dan bermutasi.
BACA JUGA :
Ini alasan pentingnya menjadi pemimpin berdampak besar bagi organisasi
Pertengahan Juli lalu, angka penularan harian pernah mencapai 56.757. Begitu pula dalam hal angka kematian harian yang naik signifikan. Per 27 Juli 2021, angka kematian harian mencapai 2.069. Merebaknya virus ini bahkan telah melumpuhkan rumah sakit, tenaga kerja dan kelangkaan obat-obatan.
Upaya pemerintah demi menekan laju penularan virus Covid-19 terus dilakukan baik melalui PPKM Darurat dan program vaksinasi. Edukasi tentang 5M juga digalakkan seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Ketua Umum Gerakan Pakai Masker, Sigit Pramono mengatakan, dari sejak awal pandemi, Gerakan Pakai Masker sangat percaya bahwa salah satu upaya penanggulangan penyebaran virus Covid-19 ini adalah dengan penggunaan masker.
Penggunaan masker dipercaya mampu meminimalisir penyebaran virus hingga 75%. Jika langkah pemakaian masker yang benar ini diikuti dengan disiplin menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, maka hal ini dapat mencegah penularan sampai 90%, ujar Sigit dikutip dari rilis resmi yang diterima brilio.net.
Sementara itu pada awal 2021, vaksin Covid-19 hadir di Indonesia. Kedatangan vaksin ini disambut antusias oleh masyarakat, terbukti dengan maraknya program vaksinasi di seluruh wilayah Indonesia. Meskipun membutuhkan waktu, namun kini sudah banyak warga Indonesia yang menerima vaksin. Kini sudah ada 61 juta penerima vaksin dosis pertama dan 34 juta penerima vaksin dosis kedua.
Kehadiran vaksin Covid-19 bukan menjadi jaminan bahwa pandemi sudah berakhir. Mutasi yang terjadi dari virus Covid-19, dan lemahnya kewaspadaan masyarakat terbukti menyebabkan terjadinya gelombang kedua atau ketiga di beberapa negara terdampak.
India jadi salah satu contoh yang nyata dari permasalahan ini. Dimana kemudian terjadi juga di Indonesia. Bahkan di negara maju seperti Amerika serikat dan Inggris, dimana angka vaksinasi penduduknya sudah mencapai sekitar 70% harus kembali menghadapi gelombang baru pandemi karena melonggarnya protokol kesehatan.
Menurut penelitian penggunaan masker pada orang yang sudah divaksinasi mampu menghindarkan infeksi virus Covid-19 hingga 90%. Hal ini juga dapat menurunkan risiko kematian hingga 73% apabila tertular. Masker dan vaksin memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah tertularnya Covid-19.
Inilah yang menjadi dasar pemikiran kampanye 'pernikahan masker dan vaksin' ini. Kita tidak boleh lengah, kita tidak boleh meninggalkan protokol kesehatan, walaupun kita sudah divaksinasi, terang Kemal Gani, Ketua Marketing dan Komunikasi dari Gerakan Pakai Masker.
Saat ini, Masker dan Vaksin adalah pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Jadi kita harus selalu #NikahkanMaskerVaksin #semuawajibpakaimasker, tambah Kemal.
Kampanye ini digagas Gerakan Pakai Masker dan Hakuhodo Internasional Indonesia. Menggunakan pendekatan humor, hal ini dimaksudkan agar pesan kampanye lebih mudah diterima semua kalangan.
Dimulai sejak tanggal 9 September 2021, kampanye "pernikahan masker dan vaksin" diawali dengan melalui media digital dan media sosial, yang kemudian disebarkan melalui medium lainnya seperti TV, media luar ruang dan radio.
BACA JUGA :
Sering bikin gagal menang, ini cara atasi 5 gangguan saat main PUBGM
foto: Gerakan Pakai Masker
Kampanye ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia menikahkan masker yang mereka pakai selama ini dengan vaksin yang ada dalam tubuh mereka (bila sudah divaksin) dan tidak memisahkannya. Hal ini dimaksudkan agar diri sendiri, keluarga dan seluruh masyarakat Indonesia sehat dan bahagia.
Selain itu juga ada pesan tambahan dalam kampanye ini. Gerakan Pakai Masker mendorong siapa pun yang belum divaksinasi agar segera mengikuti program Vaksinasi Nasional sehingga mempercepat penanggulangan pandemi Covid-19.
Kami sangat mengharapkan peran aktif dari semua elemen masyarakat di Indonesia untuk mendukung kampanye ini, agar kita bisa mempercepat penanggulangan pandemi ini, dan Indonesia kembali sehat dan kuat, pungkas Kemal.