Brilio.net - Gunung Kerinci (3.805 mdpl) di Kabupaten Kerinci tepatnya perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatera Barat menyemburkan abu setinggi 800 meter pada Rabu, pukul 12.48 WIB. Hal ini diungkap oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi lewat twitternya @vulkanologi_mbg.
Dalam foto yang terlihat dari akun media sosialnya, kondisi cuaca di sekitar Gunung Kerinci saat terjadi erupsi nampak cerah. Hanya terlihat kolom abu berwarna kelabu yang muncul di atas puncak gunung tertinggi di Sumatera ini.
BACA JUGA :
Pascaerupsi, aktivitas Gunung Bromo mengalami penurunan
Informasi Erupsi Gunungapi Kerincihttps://t.co/8bROmlpDP8 pic.twitter.com/GCrYO801lQ
PVMBG-CVGHM (@vulkanologi_mbg) July 31, 2019
BACA JUGA :
Gunung Bromo erupsi, abu vulkanik mengarah ke Malang
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi-Badan Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, membenarkan fenomena erupsi gunung api tertinggi di Sumatera itu.
"Ya, benar Gunung Kerinci erupsi dengan tinggi kolom abu 800 meter, namun itu fenomena yang biasa terjadi di gunung itu, dan masyarakat tidak boleh terpengaruh isu-isu yang tidak jelas sumbernya," kata Hendra Gunawan, Rabu (31/7).
Dalam laman resmi PVMBG Badan Geologi menyebutkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur laut dan timur. Saat ini Gunung Kerinci berada pada Status Level II atau Waspada .
PVMBG mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat di sekitar Gunung Kerinci dan pengunjung tidak diperbolehkan mendaki kawah yang ada di puncak gunung api itu di dalam radius tiga kilometer dari kawah aktif.
Selain itu merekomendasikan jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.
"Rekomendasi kami, masyarakat jangan mendekat dalam radius tiga kilometer dari kawah aktif di puncak Kerinci. Karena gunung ini tinggi maka kami merekomendasikan agar penerbangan menghindari jalur di sana untuk menghindari abu," kata Hendra dikutip brilio.net dari Antara.
Ia menyebutkan, status Gunung Kerinci tetap level II atau waspada. Status itu bertahan sejak September 2019.
"Karakter Gunung Kerinci memang setiap tahun selalu ada erupsi, seperti yang terjadi Rabu ini. Asalnya tidak masuk radius tiga kilometer maka itu zona aman. Masyarakat tetap tenang dan tetap beraktifitas, namun juga berkoordinasi dengan petugas Posko PGA atau BPBD di sana," ujarnya.