Brilio.net - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami erupsi dan dinyatakan berstatus siaga (level 3). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
BACA JUGA :
Guguran lava Gunung Merapi terjadi 11 kali dalam 6 jam, status siaga
foto: Twitter/@BPPTKG
BACA JUGA :
Viral foto gundukan hitam di Merapi, ini penjelasan BPPTKG
Imbauan ini dikeluarkan karena pada Selasa (7/12), berlangsung hujan di hulu Merapi yang berpotensi menyebabkan bahaya lahar. Pada Senin (6/12) lalu, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tiga kali. Berdasarkan pantauan BPPTKG, awan panas tersebut terjadi pada 16.09 WIB ke arah barat daya dan arah angin ke timur.
foto: Twitter/@BPPTKG
Awan panas tersebut meluncur dari puncak dengan jarak luncur mencapai 1,8 km. Luncuran ini tercatat dengan amplitudo 12 mm dan durasi maksimum 163 detik. Merapi pun kembali mengeluarkan awan panas pada pukul 16.44 WIB ke arah Kali Bebeng dengan amplitudo 14 mm dan durasi 160 detik.
foto: Twitter/@BPPTKG
Guguran yang ketiga kalinya terjadi pada pukul 17.24 WIB ke arah Kali Bebeng dengan amplitudo maksimum 199 mm serta durasi 163 detik. Setelah mengeluarkan awan panas guguran, cuaca di sekitar Merapi terpantau cerah, namun didominasi oleh guguran lava pijar.
Berdasarkan pengamatan, terjadi 26 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.800 m ke arah barat daya. Guguran lava dan awan panas itu diperkirakan akan berdampak ke wilayah selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Krasak, Bedog, Bebeng, dan Putih.
Hujan di puncak #Merapi tanggal 7 Desember 2021 tercatat mulai pukul 14:35 WIB dengan total curah hujan 14 mm. Saat ini hujan masih berlangsung.
BPPTKG (@BPPTKG) December 7, 2021
Masyarakat yg masih beraktivitas di alur sungai yang berhulu di Merapi agar mewaspadai bahaya lahar. #MerapiSiaga sejak 5 Nov 2020 pic.twitter.com/VAV8wxZyxG