Brilio.net - Pilkada DKI Jakarta 2024 semakin memanas dengan persaingan ketat antara dua pasangan calon utama, Pramono-Rano Karno (Pram-Doel) dan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO). Hasil quick count dari sejumlah lembaga survei menunjukkan keunggulan pasangan Pram-Doel, meski belum mencapai kemenangan mutlak dalam satu putaran.
Hasil quick count dari LSI Denny JA dengan total suara masuk 98,29% menunjukkan Pram-Doel unggul dengan 50,14% suara, sementara RIDO memperoleh 39,18%. Pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto berada di posisi ketiga dengan perolehan suara 10,68%.
BACA JUGA :
Unggul hasil quick count di hampir semua lembaga survei, ini reaksi Pramono Anung-Rano Karno
Lembaga survei Charta Politika dengan total suara masuk sebanyak 97,25% juga mengungkapkan hasil serupa, dengan Pram-Doel memimpin 50,16%, diikuti RIDO dengan 39,25%, dan Dharma-Kun memperoleh 10,59%. Sementara itu, survei dari Indikator dengan suara masuk mencapai 94,25% mencatat Pram-Doel mendapatkan 49,70%, RIDO 39,69%, dan Dharma-Kun meraih 10,61%.
Demikian dengan hasil Litbang Kompas dengan total suara masuk 97,50%, Pram-Doel unggul dengan angka 49,49%, sementara RIDO mendapatkan suara 40,03%, disusul oleh Dharma-Kun sebanyak 10,47% suara.
BACA JUGA :
Kalah dalam hasil hitung cepat, ini pesan Andika Perkasa untuk warga Jateng di momen Pilkada
foto: Liputan6.com
Menanggapi perolehan suara yang unggul di beberapa quick count, pasangan Pram-Doel menyampaikan rasa optimisme atas keunggulan hasil quick count yang dirilis oleh berbagai lembaga survei. Mereka meyakini bahwa suara yang mereka peroleh berasal dari dukungan luas masyarakat di berbagai wilayah DKI Jakarta.
Pramono Anung menegaskan bahwa timnya telah menyiapkan penghitungan real count yang akan memberikan hasil lebih akurat. Dengan pengawasan saksi di setiap TPS, mereka percaya bahwa data real count dapat memastikan keunggulan pasangan mereka.
"Pertama, Pramono Anung dan Bang Doel unggul di berbagai wilayah yang ada di Jakarta, hampir di semua wilayah. Yang kedua, quick count menunjukkan bahwa margin plus-minus itu 1% sehingga dengan demikian untuk apakah ini satu putaran atau tidak akan bisa kita ketahui malam ini. Karena bagi pasangan Bang Doel dan Mas Pram kami juga menyiapkan real count yang akan siap pada malam hari ini," ujar Rano Karno, dikutip brilio.net pada Rabu (27/11).
foto: Instagram/@pramonoanungw
Rano Karno juga menambahkan bahwa pihaknya akan menerima apapun hasil penghitungan akhir, baik itu dalam satu putaran maupun dua putaran. Ia menegaskan bahwa hasil ini akan menjadi refleksi dari kepercayaan masyarakat kepada mereka.
"Marilah kita terima apapun hasilnya, kalau memang kita akan mencapai satu putaran, kami bersyukur. Kalau memang harus dua putaran itu realita, tapi kita tunggu nanti malam," pungkas Rano Karno.
Pasangan RIDO juga menyampaikan tanggapan terkait hasil quick count yang menempatkan mereka di posisi kedua. Ridwan Kamil menekankan bahwa angka yang muncul masih berada dalam margin error, sehingga pihaknya menunggu hasil resmi dari KPUD Jakarta.
Ia juga menjelaskan bahwa timnya telah melakukan penghitungan real count untuk memastikan transparansi dan akurasi data. Ridwan Kamil mengapresiasi lembaga survei yang telah memberikan gambaran cepat kepada masyarakat mengenai hasil pemilu.
foto: X/@PKSejahtera
"Menanggapi hasil quick count, kami mengamati mayoritas belum ada yang harus satu putaran atau 50% ya. Semua ada di margin error. Oleh karena itu pertama saya menghaturkan terimakasih kepada surveyor-surveyor yang sudah membantu masyarakat mengetahui dalam waktu cepat hasil dari pemilu khususnya di Jakarta," kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil menekankan bahwa timnya telah menyiapkan saksi-saksi yang bekerja mengamankan seluruh dokumen perhitungan suara. Hal ini dilakukan untuk memastikan proses berjalan transparan dan sesuai aturan.
Mantan Gubernur Jawa Barat tersebut menegaskan pihaknya akan tetap menjalankan pilkada dengan proses yang jujur dan berintegritas.
"Andaikan harus satu putaran atau dua putaran, tentu kita terus bersemangat dan berkomitmen untuk menjalankan proses yang kedua ini dengan jujur, dengan integritas, agar yang terpilih betul-betul memiliki legitimasi dalam menjadi pemimpin Jakarta," tutupnya.