Brilio.net - Baru-baru ini, isu mengenai 'propaganda Rusia' firehose of falsehood ramai menjadi perbincangan publik. Hal ini berawal dari pernyataan Presiden Joko Widodo, saat mengimbau kaum intelektual jebolan kampus-kampus di Jawa Timur agar tidak terpengaruh oleh propaganda tersebut. Menurut Joko Widodo, propaganda tersebut dapat menghasilkan berita-berita bohong atau hoax dalam Pemilihan Presiden 2019.
Apa yang telah disinggung oleh Jokowi terkait 'propaganda Rusia' tersebut membuat publik penasaran, apa maksud di balik pernyataan itu. Pengamat pertahanan, yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Kabinet pemerintahan Jokowi, Andi Widjajanto, menjelaskan apa yang dimaksud oleh Jokowi.
"propaganda Rusia yang dimaksud Pak Jokowi mengarah ke modus operandi yang dikenal sebagai Operasi Semburan Fitnah (firehose of falsehood). Operasi ini digunakan Rusia antara tahun 2012-2017 dalam krisis Crimea, konflik Ukraina, dan perang sipil di Suriah," kata Andi yang dilansir brilio.net dari liputan6 Kamis (7/2).
Menurut Jokowi, pernyataan mengenai terminologi politik 'propaganda Rusia' tidak menunjuk satu negara tertentu. "Iya ini kita tidak bicara mengenai negara, bukan negara Rusia, tapi terminologi dari artikel di RAND Corporation. Sehingga ya memang tulisannya seperti itu, bahwa yang namanya semburan kebohongan. Semburan dusta, semburan hoax itu bisa mempengaruhi dan membuat ragu dan membuat ketidakpastian," kata Jokowi di Jakarta Selatan, Selasa 5 Februari 2019 dilansir brilio.net dari liputan6.
Lalu apakah propaganda firehose of falsehood tersebut? Propaganda firehose of falsehood pada dasarnya merupakan teknik kebohongan tersurat atau obvious lies yang direncanakan untuk membangun kekuatan. Sebagai propaganda, cara ini dianggap sangat efektif sebab dapat mempengaruhi sebagian otak yang disebut amygdala, bagian otak yang bertanggung jawab untuk mendeteksi rasa takut dan mempersiapkan diri pada kondisi darurat.
Propaganda firehose of falsehood memanfaatkan kebohongan sebagai alat politik, cara ini sebenarnya pernah digunakan Donald Trump saat memenangkan pemilihan presiden di Amerika Serikat pada tahun 2016 silam.
Gerakan ini dulu dilakukan untuk menjatuhkan Czar Rusia dengan cara terus menerus memunculkan isu-isu negatif. Hasilnya, muncul ketidakpercayaan masif dari rakyat Rusia terhadap sistem politik yang kemudian dikapitalisasi oleh Lenin di Revolusi Oktober 1917.
Nah mengenai propaganda firehose of falsehood, berikut penjelasannya dirangkum brilio.net dari berbagai sumber.
1. 'propaganda Rusia' memiliki volume tinggi dan multichannel.
Model propaganda ini sudah berkembang sejak tahun 2008 ketika Rusia melakukan pencoblosan di semenanjung Crimea, sehingga muncullah 'propaganda Rusia'. 'propaganda Rusia' juga dianggap memiliki volume tinggi dan multichannel, dan menyebarkan pesan tanpa kebenaran. Firehose of falsehood mampu bekerja sangat cepat, berkelanjutan dan berulang serta tidak memiliki komitmen terhadap konsisten.
Penyampaiannya dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai teks, video, audio dan foto. Dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang membuat orang sulit membedakan mana berita hoax dan tidak. Lama kelamaan, orang akan cenderung mempercayai informasi yang ia dapat, karena menganggap hampir semua sumber menyatakan hal serupa.
Literatur psikologi eksperimental menunjukkan bahwa, pesan yang diterima dalam jumlah besar dan diperoleh dari banyak sumber akan lebih persuasif. Volume tinggi dapat memberikan manfaat lain yang relevan dalam konteks 'propaganda Rusia'. Pertama, volume tinggi dapat menarik perhatian publik, menenggelamkan pesan yang bersaing. Kedua, volume tinggi dapat menyampaikan pesan-pesan yang bersaing sehingga menimbulkan pertentangan. Ketiga, banyaknya sumber informasi yang diperoleh masyarakat maka dengan mudah akan mempengaruhi pola pikir mereka, dan yang keempat, menerima pesan melalui berbagai mode dan dari berbagai sumber meningkatkan kredibilitas pesan tersebut, terutama jika sumber penyebarannya adalah sumber yang diidentifikasi oleh anggota masyarakat.
2. 'propaganda Rusia' cepat, berkelanjutan, dan berulang.
'propaganda Rusia' dilakukan secara terus menerus tanpa henti dan sangat responsif terhadap berbagai peristiwa. Para 'propaganda Rusia' tidak perlu menunggu untuk memeriksa fakta atau memverifikasi sumber tersebut, mereka hanya menyebarkan interpretasi peristiwa yang muncul yang secara keseluruhan paling sesuai dengan tema dan tujuan mereka.
Artinya, mereka akan menyebarkan informasi atau hal-hal yang belum pasti kebenarannya. Tak hanya itu saja, mereka juga akan mendaur ulang informasi tersebut dan terus mengulangnya.
Propaganda ini dianggap sangat ampuh dan banyak digunakan untuk melancarkan beberapa aksi dalam mendapatkan kedudukan. Menariknya, terkadang trik 'propaganda Rusia' yang dilakukan oleh satu pihak akan disiarkan ulang oleh beberapa media berita, bahkan ke media sosial. Dengan begitu, jika ada seseorang yang tertarik dengan informasi tersebut, mereka akan membagikan, sehingga dapat memengaruhi yang lainnya.
3. 'propaganda Rusia' tidak mempunyai komitmen pada realita.
Propaganda ini memiliki komitmen yang rendah terhadap fakta atau kebenaran, bahkan bisa dikatakan sama sekali tidak berdasarkan kebenaran. Informasi yang diberikan memang tak semuanya salah, namun hampir semua informasi yang disiarkan atas asumsi mereka sendiri tanpa dilengkapi data yang kuat.
Hal ini diperburuk dengan mudahnya seseorang bahkan media mempercayai informasi tersebut tanpa adanya kajian ulang. Meski informasi tersebut nantinya akan diklarifikasi jika diketahui salah, namun berita pertama yang beredar telah membentuk pola pikir masyarakat. Orang akan lebih mudah menerima informasi yang dianggap seirama dengan informasi lain yang sudah diterimanya terlebih dahulu, dan akan dianggapnya benar.
Hal buruk lainnya dari 'propaganda Rusia' adalah, merek tidak akan segan menunjukkan perubahan cara dari pesan yang disampaikan. Jika informasi yang mereka keluarkan tidak menarik perhatian publik, maka mereka akan menariknya dan mengganti informasi tersebut dengan hal yang lebih disukai masyarakat. Dalam setiap informasi yang diberikan, akan adanya perubahan opini.
Jelas saja ini akan memperkeruh keadaan dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap suatu hal. Masyarakat akan dibuat bingung dengan informasi yang mereka terima, pada akhirnya mereka akan terpengaruh oleh berita-berita bohong tersebut. Statemen yang salah, akhirnya menjadi benar karena mereka menganggap hal itu benar karena didukung oleh bukti-bukti yang sama sekali tidak benar, atau hanya sebuah rekayasa belaka.
4. Apa yang dapat dilakukan untuk menangkal propaganda firehose of falsehood?
Propaganda firehose of falsehood tak bisa dianggap remeh, karena sangat banyak faktor yang menyebabkan propaganda ini menjadi sangat efektif sehingga untuk menangkal propaganda tersebut pun terbilang tidak mudah. Kekejaman dari propaganda ini mampu memecah belah persatuan yang akhirnya dapat menyebabkan peperangan antar sesama. Informasi-informasi yang beredar tanpa adanya bukti yang kuat namun terus dilakukan secara berulang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat.
Untuk menangkal propaganda ini, yang perlu diperhatikan adalah tidak mudah percaya terhadap suatu informasi yang belum jelas kepastiannya, lebih baik untuk mencermati dan belajar untuk lebih aktif dalam menggali informasi. Hal ini memang tidak mudah, mengingat 'propaganda Rusia' menggunakan hampir semua media masa untuk menjalankan aksinya, namun sebagai masyarakat yang bijak, pastikan untuk tidak mudah percaya terhadap sumber informasi yang belum jelas usulnya.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah, mengenal atau mempelajari bagaimana propaganda tersebut bekerja. Ketika masyarakat menolak sebuah propaganda, hal itu akan makin menguatkan keyakinan yang telah terbentuk sebelumnya. Lebih baik menganalisa cara mereka melakukan propaganda, ketimbang sekedar menangkal informasi-informasi propaganda. Tidak mudah membagikan suatu informasi secara luas, lebih baik dipahami terlebih dahulu mengenai kebenarannya.