Brilio.net - Pakar gempa Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Badrul Mustafa menyampaikan gempa yang menguncang Bengkulu dengan getaran dirasakan hingga ke Sumbar dipicu oleh sesar naik.
"Gempa ini dipicu oleh sesar naik di lempeng eurasia tapi bukan di lokasi megathrust," kata Badrul di Padang, Minggu dikutip antara.
Menurutnya perlu dilakukan penelitian khusus di lokasi tersebut karena selama ini belum ada kajian apalagi gempa yang terjadi di selat.
Ia menambahkan getaran gempa dirasakan cukup kuat di sejumlah wilayah di Sumbar dengan perincian di Padang II sampai III Modified Mercalli Intensity (MMI), Padang Panjang I sampai II MMI, Bukittinggi I sampai II MMI dan Pariaman II sampai III MMI.
Kemudian Tua Pejat, Mentawai II sampai III MMI, Pesisir Selatan II sampai III MMI, Payakumbuh I sampai II MMI, Solok I sampai II MMI dan Solok Selatan I sampai II MMI.
Akan tetapi, ia menilai kesadaran warga Padang terhadap gempa sudah lebih baik dari sebelumnya.
"Dulu gempa dengan kekuatan II MMI saja warga sudah panik dan berhamburan ke luar rumah serta memenuhi jalan-jalan untuk melakukan evakuasi," ujarnya.
"Namun sekarang warga terlihat tenang saja bahkan di Pantai Padang setelah gempa terjadi warga tetap beraktivitas seperti biasa," lanjut dia.
Menurut dia kesadaran warga terhadap gempa sudah mulai baik dan sosialisasi yang dilakukan selama ini cukup efektif sehingga saat gempa terjadi tidak perlu panik yang akhirnya malah memicu kekacauan di jalan raya.
Gempa berkekuatan 6,6 Skala Richter menguncang Bengkulu pada pukul 10.08 WIB yang getarannya dirasakan cukup kuat hingga ke Sumbar. Berdasarkan situs BMKG, telah dilakukan pemutakhiran parameter gempabumi menjadi dengan kekuatan 6,4 di kedalaman 58 km.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Moch Riyadi menyampaikan ditinjau dari kedalaman hiposenter, gempa termasuk dalam klasifikasi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Benioff di bawah cekungan busur muka, Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera.
Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempabumi yang sangat aktif di wilayah Sumatera. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dipicu oleh penyesaran nai, kata dia. Ia menyampaikan hingga pukul 10.51 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan sudah terjadi aktivitas gempabumi susulan sebanyak 1 kali.
"Kepada masyarakat di wilayah Pesisir Bengkulu dan sekitarnya diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 6,4 pada skala Richter yang mengguncang Kota Bengkulu dan sekitarnya pada Minggu pagi membuat warga masyarakat berhamburan keluar rumah. Setelah guncangan gempa yang berlangsung kurang dari satu menit, warga masyarakat kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas normal.