Brilio.net - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyatakan aksi 112 dari Bundaran Hotel Indonesia ke Monas mengganggu kepentingan umum. Aksi longmarch tersebut diduga kental dengan nuansa politik.
"Untuk itu perubahan ini (aksi 112 menjadi zikir di Masjid Istiqlal) sepanjang enggak lawan hukum bisa dilakukan. Namun masih cukup kental aroma politik dari masalah ini," kata Tito dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (10/2).
BACA JUGA :
7 Meme kocak Ahok memisah Sylvi & Anies ini dinginkan debat cagub
Dia meminta agar segala kegiatan keagamaan tidak dimanfaatkan untuk politik praktis. Panitia aksi 112 diimbau agar tak menggunakan Istiqlal untuk kegiatan politik berkedok agama.
"Termasuk imam besar Masjid Istiqlal sudah memberi warning untuk tak menggunakan Istiqlal sebagai politik termasuk membungkus dalam agama," terangnya.
Lanjut dia, jika massa aksi 112 tetap ngeyel melakukan longmarch, Polri didukung TNI tidaks segan melakukan tindakan tegas sesuai undang-undang yang berlaku. Massa yang ikut aksi 112 diduga dimobilisasi dari luar Jakarta.
BACA JUGA :
Ini beda gaya SBY, Mega dan Prabowo dukung calonnya di Pilkada DKI
"Untuk itu saya minta tegas enggak ada kegiatan longmarch jalan kaki. Saya imbau ke panitia enggak usah undang warga lain dari luar DKI. Kita sudah dengar unsur dari luar yang datang dan kita sudah tahu ini darimana bukan masyarakat biasa tapi memang dimobilisasi untuk itu. Kalau mau ibadah silakan ibadah tapi jangan akal-akalan tumpah ke jalan untuk provokatif. Jangan pula untuk tausiah dan orasi itu mirip-mirip orasi politik," pungkasnya.
Tito didampingi oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmatyo, Pangdam Jaya, Mayjen Teddy Lhaksmana, Kapolda Metro Irjen M. Iriawan, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar serta Asisten Kapolri Bidang Operasi (Asops), Irjen Unggung Cahyono saat jumpa pers.