Brilio.net - Festival diplomasi Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) akan kembali digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) yang merupakan komunitas hubungan internasional Indonesia. Gelaran ini rencananya akan diselenggarakan secara langsung pada Sabtu (26/11) di The Kasablanka, Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.
Festival yang rutin digelar sejak 2015 ini mengusung tema "Navigating a Turbulent Ocean". Tema ini dipilih sebagai pemantik diskusi mengenai tantangan berat yang terjadi pada diplomasi bebas aktif Indonesia dalam mencari peran dan posisi yang tepat di tengah kondisi dunia yang semakin bergejolak dan penuh ketidakpastian.
BACA JUGA :
Update korban gempa Cianjur: 268 meninggal, 122 teridentifikasi
foto: Brilio.net/Dewi Suci
Pendiri FPCI dan Ketua Panitia CIFP 2022, Dr. Dino Patti Djalal mengungkapkan bahwa festival ini dapat menjadi wadah diskusi lintas profesi dalam menyikapi beragam isu politik internasional saat ini.
BACA JUGA :
Jokowi kunjungi korban terdampak gempa Cianjur, lewat jalur darat
"Festival diplomasi CIFP dapat menjadi wadah bagi publik untuk saling berdiskusi mengenai isu-isu politik internasional yang tengah dihadapi," ucapnya dalam Press Conference yang dikutip brilio.net, Kamis (24/11).
Festival diplomasi ini memfasilitasi diskusi publik mengenai politik internasional Indonesia dalam berbagai bidang seperti rivalitas kekuatan besar dunia, geopolitik, keamanan, ekonomi, budaya, lingkungan, Indonesia Emas 2045, dan pemuda.
CIFP juga menjadi titik temu bagi para menteri, pejabat, pemerintah, duta besar, diplomat, pakar, politisi, selebritas, tokoh masyarakat, perwira militer, intelijen, peneliti, jurnalis, pengamat, dosen, dan mahasiswa dari seluruh Indonesia.
Acara ini juga akan dihadiri oleh sejumlah tokoh Indonesia mulai dari Bapak Menko Investasi dan Kemaritiman Luhut Pandjaitan, Ibu Menlu Retno L.P Marsudi, Dian Sastrowardoyo, Puteri Indonesia 2022 Laksmi Shari De-Neefe Suardana, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid, Gubernur Lemhanas RI Andi Widjajanto, Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto, Menteri Perdagangan 2011 - 2014 Gita Wirjawan, Ketua B20 Indonesia Shinta Widjaja Kamdani, Kepala BKPM 2016 - 2019 Thomas Trikasih Lembong, Chief Creative Officer Narasi Jovial de Lopez, dan berbagai tamu pembicara lainnya dari dalam dan luar negeri.
foto: Brilio.net/Dewi Suci
Selain diskusi seputar diplomasi, FPCI bersama dengan Pemuda Muhammadiyah, Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII), Purna Paskibraka Indonesia DKI Jakarta, dan Indonesia Diaspora Network Global (IDNG) juga akan menganugerahkan Global Leadership Award kepada Presiden Joko Widodo.
Seperti yang diketahui, Presiden Joko Widodo sebagai Ketua KTT G20 berhasil menjaga keutuhan G20 serta melahirkan G20 Bali Leaders Declaration yang padat dengan kesepakatan dan substansi yang menjawab berbagai permasalahan dunia. Keberhasilan ini menjadi sebuah prestasi dalam sejarah diplomasi dan politik luar negeri Indonesia.
Penghargaan tersebut dianugerahkan kepada Presiden Joko Widodo atas dedikasinya dalam menjaga perdamaian dunia, menjembatani perbedaan, dan mengutamakan dialog dalam menyelesaikan permasalahan global. Global Leadership Award juga menjadi bentuk apresiasi tulus dari komunitas hubungan internasional bangsa Indonesia.
"Banyak yang mengkhawatirkan KTT G20 sudah rusak dan tidak bisa menghasilkan kesepakatan yang berarti. Semua kekhawatiran ini adalah hal yang nyata, namun dapat dijawab dengan cemerlang oleh Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi. Indonesia berhasil menyelamatkan G20 dan membuat G20 tetap menjadi motor solusi ekonomi dunia. Ini adalah suatu prestasi internasional Indonesia yang luar biasa dan patut diapresiasi," pungkas Dino.