Brilio.net - Presiden Joko Widodo menghimbau masyarakat tetap tenang namun waspada pasca tsunami Selat Sunda yang melanda provinsi Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12) malam.
"Masyarakat saya himbau tetap tenang dan juga tetap waspada, tidak terpancing isu-isu menyesatkan dan saya perintahkan BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika) menginformasikan kepada masyarakat mengenai situasi-situasi dan informasi lain ke masyarakat," katanya di Banggai, Sulawesi Tengah, Minggu.
Ttsunami di wilayah pantai Selat Sunda, di antaranya pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan. Tsunami terjadi pada Sabtu 22 Desember 2018, sekitar pukul 21.27 WIB.
"Tadi pagi-pagi saya sudah mendapat laporan dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), dari Kemensos (Kementerian Sosial) dan juga dari Panglima TNI, telah saya perintahkan semuanya, juga Menteri PU (Pekerjaan Umum), saya perintahkan semuanya untuk langsung terjun ke lapangan," tambah presiden.
Presiden menugaskan mereka untuk melihat dan menangani evakuasi hal-hal yang berkaitan dengan tsunami yang ada di Pandeglang, Serang dan Lampung.
"Saya juga telah memerintahkan untuk melakukan langkah-langkah darurat, menemukan korban dan melakukan perawatan secepat-cepatnya," ungkapnya dikutip antara.
Presiden juga menyampaikan belasungkawa terhadap korban dan keluarga korban.
"Saya atas nama pemerintah, atas nama rakyat Indonesia menyampaikan duka yang mendalam. Setiap jam selalu saya ikuti terus dan terakhir tadi memang jumlah korban sudah mencapai 168 yang meninggal dan kira-kira 745 yang terluka dan masih ada beberapa yang hilang," ungkap Presiden.
Presiden juga berjanji akan mengganti sejumlah alat pendeteksi tsunami yang dilaporkan rusak.
"Sebenarnya sudah saya perintahkan juga untuk mengecek semua peralatan itu dan mengganti apabila ada yang rusak sehingga masuk ke anggaran baru 2019, dan Januari 2019 akan saya perintahkan untuk mengganti peralatan yang rusak dan lama dan tidak bisa dipakai," tegas presiden.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho korban tsunami di Selat Sunda terus bertambah menjadi 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 28 orang hilang.
Kerusakan material meliputi 556 unit rumah rusak, 9 unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak. Korban dan kerusakan ini meliputi di 4 kabupaten terdampak yaitu di Kabupaten Pandeglang, Serang, Lampung Selatan dan Tanggamus.
Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah karena belum semua korban berhasil dievakuasi, belum semua Puskesmas melaporkan korban, dan belum semua lokasi dapat didata keseluruhan. Kondisi ini menyebabkan data akan berubah. Dari total 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 30 orang hilang terdapat di kabupaten Pandeglang tercatat 164 orang meninggal dunia, 624 orang luka-luka, 2 orang hilang. Kerusakan fisik meliputi 446 rumah rusak, 9 hotel rusak, 60 warung rusak, 350 unit kapal dan perahu rusak, dan 73 kendaraan rusak. Daerah yang terdampak di 10 kecamatan. Lokasi yang banyak ditemukan korban adalah di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung dan Kampung Sambolo.
Banyak korban adalah wisatawan dan masyarakat setempat. Daerah wisata sepanjang pantai dari Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang dan Pantai Carita sedang banyak wisatawan berlibur yang kemudian diterjang tsunami.
Korban di Kabupaten Serang tercatat 11 orang meninggal dunia, 22 orang luka-luka, dan 26 orang hilang. Kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.
Sedangkan korban di Kabupaten Lampung Selatan tercatat 48 orang meninggal dunia, 213 orang luka-luka dan 110 rumah rusak. Di Kabupaten Tanggamus terdapat 1 orang meninggal dunia.
Penanganan darurat terus dilakukan. BNPB bersama TNI, Polri, Basarnas, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian PU Pera, Kementerian ESDM, dan K/L terkait terus mendampingi Pemda dalam penanganan darurat. Pemda Provinsi dan Pemda Kabupaten terus berkoordinasi dengan berbagai pihak. Posko, pos kesehatan, dapur umum dan pos pengungsian didirikan untuk menangani korban sedangkan jumlah pengungsi masih terus didata.
Alat berat dikerahkan membantu evakuasi. Saat ini sedang bekerja 5 unit eskator, 2 unit loader, 2 unit dump truck dan 6 unit mobil tangki air. Bantuan alat berat akan ditambah.