Brilio.net - Presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie alias BJ Habibie telah tutup usia pada Rabu (11/9) malam. Untuk rasa berkabung dan penghormatan, pemerintah menghimbau selama tiga hari masyarakat dapat mengibarkan bendera merah putih setengah tiang.
Kabar duka Tanah Air tak hanya menorehkan kesedihan di Indonesia saja, tapi juga negara lain. Sejumlah media asing dunia turut memberitakan kepergiannya untuk selamanya ini.
Tak hanya dimuat media Asia, kepergian Habibie juga jadi sorotan sejumlah portal berita dari Benua Australia, Eropa, hingga Amerika.
Dari Asia, media online ternama Singapura, The Straits Times, mengabarkan kepergian mendiang Presiden Indonesia ke-3 itu dengan tulisan bertajuk "Former Indonesian president Habibie, who described Singapore as a 'little red dot', dies aged 83".
"Mantan Presiden Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie, yang mengizinkan reformasi demokratis dan referendum kemerdekaan untuk Timor Timur meninggal. Dia berumur 83 tahun," demikian tulis media itu seperti dikutip brilio.net dari straitstimes pada Kamis (12/9).
BACA JUGA :
Penyesalan terdalam BCL tak sempat ucap selamat tinggal BJ Habibie
foto: Merdeka.com/Intan Umbari
BACA JUGA :
Mahfud MD: Habibie berotak Jerman berhati Mekkah
Masih dari Negeri Singa, Channel News Asia mengangkat isu tersebut dengan artikel berjudul sedikit berbeda, yakni "Former Indonesian president Habibie dies, aged 83". Di dalamnya disebutkan bahwa putra mendiang, Thareeq Habibie, yang mengabarkan kematiannya akibat gagal jantung.
Sementara dari Negeri Jiran, portal berita online MalayMail, memuatnya dengan tulisan "Indonesias Habibie, president during transition to democracy, dies".
Tak jauh berbeda, situs berita online BangkokPost mengulasnya dalam artikel "Former Indonesian president Habibie dies".
Sedangkan Negeri Panda, China, mengabarkan BJ Habibie meninggal dunia melalui tulisan "Former Indonesian president B.J. Habibie dies at 83".
Melalui tulisan berjudul "Former Indonesian president B.J. Habibie dies at 83", laman berita online dari Australia, smh.com.au, memberitakan meninggalnya Presiden Indonesia ketiga yang hanya menjabat selama 16 bulan.
"Meskipun menjabat sebagai presiden hanya selama 16 bulan, Habibie akan dikenang oleh orang Indonesia, terutama karena mendorong reformasi demokrasi dan ekonomi (selama krisis keuangan Asia) dan berkembangnya pers yang bebas setelah bertahun-tahun pemerintahan otokratis di Indonesia," tulis media itu.
"Dia juga akan dikenang di Australia dan di seluruh dunia karena mengizinkan Timor Lorosa'e mengadakan referendum kemerdekaan pada 30 Agustus 1999..."
Dari Inggris, Reuters memuatnya dengan tulisan panjang yang diberi judul "Indonesia's Habibie, president during transition to democracy, dies".
Lalu dari Amerika, portal berita online Bloomberg, mengangkatnya dengan "Habibie, Indonesia President During Asian Financial Crisis, Dies". Tak jauh berbeda dengan ulasan situs The Washington Post yang dibubuhkan tajuk "Former Indonesian President Habibie dies at age 83".
Sedangkan agensi berita dari Negeri Paman Sam, Associated Press (AP), mengangkatnya melalui artikel "Family says former Indonesian President B.J. Habibie, who introduced political reforms, has died at age 83".