Brilio.net - Kasus virus corona di Yogyakarta makin merajalela. Bahkan, kasus penularan telah menyebar ke berbagai sektor termasuk para pegawai yang bekerja di lingkungan pemerintahan Kota Yogyakarta.
Menanggapi lonjakan kasus Covid-19, Sultan mengungkapkan selama ini PPKM Mikro telah diterapkan di DIY. Pembatasan mobilitas dilakukan di tingkatan RT maupun RW. Namun pasien Covid-19 di DIY tetap meningkat.
BACA JUGA :
Ahli Virologi dan Molekuler Biologi pastikan semua vaksin Covid aman
"Kita sudah bicara ngontrol RT/RW (mobilitas warga). Kalau gagal arep ngopo meneh (kalau gagal ya mau bagaimana lagi). Kita belum tentu bisa cari jalan keluar. Ya, lockdown (opsinya). Kan gitu," ujar Sultan di Kantor Gubernur, Jumat (18/6), seperti dikutip brilio.net dari merdeka.com.
Sultan menjabarkan, pemerintah selama ini telah melakukan sejumlah pembatasan untuk mengantisipasi penularan Covid-19. Namun, dalam pelaksanaannya di lapangan, PPKM yang dilakukan dinilai tak efektif.
Sultan pun menyoroti tingginya Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit yang ada di DIY. Sepekan yang lalu BOR di DIY hanya 35 persen namun pekan ini melonjak hingga 75 persen.
BACA JUGA :
Waspada efek Long Covid pada penyintas, ini penjelasan ahli
Mengenai karantina mandiri di rumah, Sultan mengkhawatirkan kesiapan fasilitas. Salah satu permasalahan yang muncul adalah terkait sanitasi.
"Karantina di rumah selama tidak punya toilet sendiri, satu keluarga pasti kena. Kalau nggak punya toilet sendiri juga ke tetangga bisa nulari dan sebagainya," ungkapnya.
Sultan berencana akan memanggil pemerintah kota maupun kabupaten beserta perwakilan dokter-dokter untuk membahas rencana lockdown. Pertemuan diagendakan pada Senin (21/6) mendatang.