Brilio.net - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin turut hadir dalam aksi bela Palestina di Monas, Minggu (17/12). Sempat disoraki peserta aksi dan diminta turun dari panggung ketika menyampaikan pandangannya, Lukman tetap sabar dan tak terprovokasi.
Ada alasan kenapa Lukman harus datang di tengah-tengah massa bela Palestina. Ini ternyata ada kaitan dengan pandangannya.
BACA JUGA :
5 Foto diambil dari udara aksi bela Palestina di Monas
Menag menyebut ada sejumlah alasan kenapa Indonesia selalu membela Palestina. Pertama, sebagai sebuah bangsa, Indonesia bisa merasakan rasanya dijajah, pahit dan sulitnya keadaan ketika dijajah. Karenanya, Konstitusi Indonesia menyatakan: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Sekarang, sudah tidak eranya lagi penjajahan. Ini adalah era globalisasi, era di mana sekat-sekat administrasi wilayah geografis tidak secara kaku membatasi kita. Sehingga saat ini, semangatnya adalah semangat untuk bersinergi dan bekerjasama" terang Menag di hadapan 80-an wartawan berbagai media, saat menjadi Pembicara pada Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Ruang Serba Guna Ruslan Abdulgani, Komplek Kemenkominfo Jalan Merdeka Barat No 09, Jakarta, Jumat (15/12).
Alasan kedua, lanjut Menag, Indonesia adalah bangsa religius. Dalam agama, ada penolakan terhadap pelanggaran hak asasi manusia suatu bangsa oleh bangsa lain. Semua agama, tidak membenarkan penjajahan," imbuh Menag dikutip dari laman kemenag.go.id.
BACA JUGA :
10 Pemandangan unik dari aksi bela Palestina di Monas
Menag juga mengingatkan, bahwa Palestina memberi dukungan atas Kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 4 September 1944.
Terkait solusi atas klaim Trump, Indonesia, menurut Menag, lebih cenderung win-win solution. Menurutnya, two state solution (solusi pengakuan dua negara) adalah solusi paling rasional dan paling adil, karena masalah Palestina bukan masalah agama, tetapi lebih tentang kemanusiaan.