Brilio.net - Beberapa hari lalu, Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis (Tropical Center Warning Center/TCWC) BMKG memberikan kabar kepada masyarakat untuk mewaspadai dampak siklon tropis yang terjadi di wilayah selatan Pulau Jawa. BMKG mendeteksi terjadinya siklon tropis di pesisir pantai selatan yang diberi nama Cempaka.
Siklon tropis Cempaka ini berlangsung selama tiga hari yang memberi dampak terjadinya cuaca ekstrem di beberapa wilayah meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Tak hanya itu, berbagai bencana alam seperti tanah longsor, banjir, dan jembatan runtuh pun memenuhi pemberitaan media masa.
BACA JUGA :
8 Wilayah ini punya iklim paling ekstrem di dunia, mana saja?
Usai siklon Cempaka mereda, Rabu (29/11) Badan Meteorologi Klimatolotgi dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini mengenai adanya siklon tropis Dahlia. Siklon tropis Dahlia ini menimbulkan hujan dengan intensitas lebat, gelombang tinggi, angin kencang, hingga kilat dan petir di beberapa daerah seperti Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.
foto: Twitter/@infoBMKG
BACA JUGA :
Takut kehujanan di jalan? Kamu harus punya 5 aplikasi ramal cuaca ini
Penamaan siklon tropis dengan nama bunga ini diinisiasi oleh BMKG. Dikutip dari laman resmi bmkg.go.id pada Kamis (30/11), setiap siklon tropis memiliki nama masing-masing.
Penamaan ini disesuaikan dengan wilayah terjadinya. Misalnya, saat siklon terjadi di wilayah Samudera Atlantik dan di sekitar Benua Australia, siklon tropis dinamai dengan nama-nama manusia. Seperti, siklon tropis Andrew yang terjadi pada 1992, siklon Tracy yang terjadi di Darwin, Australia pada 1998.
Sementara itu, siklon yang terjadi di Samudera Pasifik Barat, pemberian nama siklon lebih bervariasi. Di antaranya adalah siklon tropis Cempaka dan Dahlia.
Dilansir dari laman resmi BMKG, penamaan siklon tropis ini tak hanya dari nama bunga. Muncul nama siklon tropis seperti Durian (nama buah), Nuri (burung parkit bermahkota biru), Halong (nama teluk di Vietnam), Mekhala (bidadari guntur), Bavi (nama deretan pegunungan di Vietnam bagian Utara), hingga Fengshen (dewa angin).
Pemberian nama siklon dengan nama-nama indah ini tak lepas dari sebuah tujuan. BMKG menginginkan agar siklon tropis yang terjadi bukan dianggap hal buruk oleh masyarakat. Meskipun dampak yang ditimbulkan begitu besar, pihak BMKG mencoba memberikan kesan tidak seram pada siklon yang terjadi. Pihak BMKG pun memberikan nama siklon tropis dengan nama bunga asli Indonesia sejak tahun 2008.
Siklon tropis yang terjadi pada 2008 diberi nama Durga, tahun 2010 diberi nama Anggrek, dan siklon tropis yang berlangsung tahun 2014 diberi siklon tropis Bakung.
foto: meteo.bmkg.go.id
BMKG sendiri telah merilis beberapa nama siklon tropis di laman resminya di mana terdapat dua list. List A berisi nama-nama siklon tropis yang berasal dari bunga seperti Anggrek, Bakung, Cempaka, Dahlia, Flamboyan, Kenanga, Lili, Mangga, Seroja, dan Teratai. Di samping itu, list B berisi Anggur, Belimbing, Duku, Jambu, Lengkeng, Melati, Nangka, Pisang, Rambutan, dan Sawo. Daftar nama pada list B ini merupakan list nama siklon tropis yang belum terjadi atau list standby.