Setelah Hari Raya Idul Fitri, umat Islam juga akan menyelenggarakan Hari Raya Haji atau Idul Adha yang dirayakan pada bulan Dzulhijjah. Menjelang Hari Raya Idul Adha biasanya setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, salah satunya melaksanakan puasa sunnah Arafah.
Puasa Arafah dilaksanakan sehari sebelum Hari Raya Idul Adha, tepatnya pada 9 Dzulhijjah. Merujuk pada hasil sidang isbat Kementerian Agama yang menetapkan 1 Dzulhijah jatuh pada 8 Juni 2024, dan 10 Dzulhijah jatuh pada 10 Juni 2024, maka puasa Arafah pada 2024 bisa dilaksanakan pada Minggu, 16 Juni 2024.
BACA JUGA :
Niat puasa sunnah Dzulhijjah beserta keutamaannya
Membahas tentang keutamaan puasa Arafah, beberapa ulama berpendapat ada yang menganjurkan melakukan puasa sembilan hari penuh sebelum Idul Adha. Ada juga yang menganjurkan menjalankan dua hari puasa, yakni puasa tarwiyah dan puasa Arafah. Namun, ada juga yang hanya menganjurkan menjalankan satu hari puasa yakni puasa Arafah.
Momen puasa Arafah bersamaan dengan pelaksanaan ibadah wukuf di padang Arafah. Maka dari itu, umat Islam disunahkan untuk memperbanyak amalan baik sebelum datangnya hari raya kurban. Ada juga keutamaan yang didapatkan jika kita menjalankan puasa Arafah.
Dikutip brilio.net dari berbagai sumber, berikut keutamaan puasa Arafah jelang Idul Adha, pahami niat bacaan, tata cara, dan manfaatnya, Jumat (14/6).
BACA JUGA :
Keutamaan dan tata cara puasa Ayyamul Bidh
Dari Abu Qatadah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang sudah berlalu dan tahun yang akan datang. Dan, puasa pada hari Asyura akan menghapuskan dosa tahun yang lalu. (H.R. Jamaah, kecuali Bukhari dan Tirmidzi).
Sedangkan puasa Tarwiyah yang dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah bisa menghapus dosa selama satu tahun. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.
Dikatakan hadits ini dhaif (kurang kuat riwayatnya) tapi para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dhaif dalam kerangka fadla'ilul amal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
Bagi umat Islam yang sedang tidak melaksanakan ibadah haji, puasa Arafah sangat dianjurkan sekali untuk dilaksanakan. Terlebih, tujuannya untuk memperoleh keberkahan dari Allah SWT, di mana bulan Dzulhijjah merupakan bulan yang mulia.
Niat puasa Arafah
Selayaknya puasa wajib atau sunnah lainnya, bila ingin melaksanakan puasa Arafah maka perlu melafalkan niat. Niat ini disunnahkan untuk diucapkan pada malam hari. Menyadur dari laman NU Online, berikut ini niat puasa Arafah, sebagai berikut:
"Nawaitu shauma yauma arafata sunnata-lillahi ta ala.
Artinya:
Saya berniat puasa Arafah sunnah karena Allah Ta ala.
Tata cara puasa Arafah
foto: freepik.com
Menyadur dari laman NU Online dan Baznas, tata cara pelaksanaan puasa Dzulhijjah termasuk puasa Tarwiyah maupun puasa Arafah sama halnya dengan melakukan puasa lainnya. Puasa Arafah sebaiknya diawali dengan membaca niat puasa yang dilakukan sejak terbenam matahari sampai terbitnya fajar. Caranya:
- Ketika sholat isya diniatkan untuk berpuasa Arafah.
- Bangun sebelum adzan subuh lalu bersiap untuk sahur.
- Saat adzan sholat subuh.
Hal-hal yang membatalkan puasa Arafah sama seperti puasa wajib lainnya, yakni menahan makan, minum, dan hawa nafsu sampai magrib tiba. Puasa Arafah termasuk dalam puasa sunnah sehingga apabila pada proses puasa kamu batal, maka tidak ada kewajiban untuk mengganti di lain hari.
Manfaat melaksanakan puasa Arafah
foto: freepik.com
1. Mendekatkan diri kepada Allah
Ketika kamu melaksanakan puasa Arafah maupun puasa pada umumnya, pada hakikatnya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui puasa setiap umat punya kesadaran untuk memperkuat iman maupun memperkukuh pendirian dalam menjalankan perintah-Nya.
Kesadaran akan banyak dosa menjadikan pribadi yang lebih bersyukur sebab masih diberikan kesempatan untuk merayakan Idul Adha. Selain itu, mengajarkan kamu tentang ketaatan dan cinta yang datang dari Allah SWT.
2. Merenungkan makna haji.
Hari Arafah merupakan hari di mana jutaan jamaah haji berkumpul di Arafah untuk beribadah dan memohon ampunan. Puasa ini dapat membantu umat Islam yang tidak berhaji merenungkan makna akan pentingnya ibadah haji dalam agama Islam.
Ibadah haji tidak hanya rukun Islam tetapi lebih dari itu, yakni atas kecintaan Allah SWT yang harapannya mendapat pengampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Harapannya bisa meraih surga Allah SWT.
3. Meningkatkan rasa empati.
Berpuasa membuat kamu menahan lapar dan haus, hal ini mengajarkan setiap orang untuk lebih memahami perjuangan orang-orang yang kurang beruntung dalam hidupnya. Orang-orang yang terseok-seok mencari uang hanya untuk isi perut. Di sinilah cara untuk meningkatkan rasa empati sehingga kita bisa sadar lalu bersyukur atas nikmat yang sedang dinikmati saat ini.
4. Menjadi lebih bersyukur.
Puasa pada hari Arafah dapat membantu kamu untuk menjadi lebih bersyukur terhadap nikmat yang diterima. Hal ini juga bentuk muhasabah diri agar tidak sombong dengan kesuksesan.
5. Meningkatkan keimanan.
Tujuan dari suatu ibadah sunnah yaitu bisa meningkatkan keimanan setiap umat. Di saat orang lain memilih untuk tidak melaksanakan puasa ini, sementara kamu secara ikhlas menjalaninya menjadi tanda bahwa kamu ingin meningkatkan keimanan kepada Allah.
Bukan berarti orang lain tidak beriman hanya saja setiap orang punya cara tersendiri dalam meningkatkan keimanan kepada Allah. Ibadah puasa sunnah sebagai cara memperkuat rasa taqwa dan rasa cinta pada Allah. Dengan melakukan ibadah ini, kamu bisa merasakan betapa besarnya kemurahan dan kebesaran Allah.
7. Menjadi lebih bijaksana.
Puasa pada hari Arafah dapat membantumu menjadi lebih bijaksana dalam menentukan keputusan dan menjalani hidup. Manfaat puasa Arafah ini dapat membantu kamu menjernihkan pikiran, sehingga dapat memutuskan dengan baik apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya ditinggalkan.