1. Home
  2. »
  3. Serius
24 Juli 2020 03:21

Kisah Mbah Saminem, tukang pijat yang pernah dibayar Rp 1000

Mbah Saminem harus menjalani masa tua dengan bekerja karena hidup sebatang kara. Irsandy Dwi
foto: YouTube/Cak Budi Official

Brilio.net - Usia senja seharusnya adalah usia di mana seseorang sudah berhenti bekerja dan menikmati masa tua. Masa tua biasanya bisa dihabiskan dengan mengisi waktu bersama anak dan cucu. Namun hal ini nggak bisa dirasakan oleh Mbah Saminem yang malah harus menjalani masa tua sebatang kara.

Mbah Saminem yang sudah tua renta ini tinggal di sebuah gubuk rapuh yang berada di Warok, Ponorogo. Hidup sebatang kara, memaksa Mbah Saminem harus bekerja agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan membuka jasa pijat.

BACA JUGA :
Kisah miris anak 9 tahun meninggal dunia usai pura-pura jadi hantu


Dilansir brilio.net akun YouTube Cak Budi Official di video yang berjudul Nak, Pulanglah Ibu Kangen, pada Kamis (23/7). Di usianya yang senja ini Mbah Saminem mengatakan bahwa dia masih membuka jasa pijat, namun nggak setiap saat mendapat upah, dan ketika mendapat upah, terkadang hanya mendapat upah Rp 1000.

"Nek disukani sok-sok yo sewu (kadang hanya diberi seribu)," ucap Mbah Saminem

Mbah Saminem sebenarnya masih memiliki tiga anak yang sudah berkeluarga, namun sang anak saat ini belum sempat mengunjungi Mbah Saminem, sehingga dia harus hidup sendiri.

BACA JUGA :
12 Potret pintu dengan posisi tak biasa ini bikin gagal paham

"Namung kula. Yuga kula wonten Pare, (hanya saya, anak saya di Pare)" ungkapnya saat menceritakan tentang anaknya

Mbah Saminem juga sempat menceritakan bahwa dia sangat rindu pada tiga anaknya sambil menangis. Mbah Saminem juga mengungkapkan bahwa dia ingin sekali ketiga anaknya yang berada di Pare dan Tulungagung, untuk pulang sekadar menjenguknya, karena Mbah Saminem sudah sangat rindu.

foto: YouTube/Cak Budi Official

"Anak putuku ngendangi aku. Ora diendangi aku, 9 anak cucuku jenguk aku, aku nggak dijenguk)" ucap Mbah Saminem sambil menangis

Di dalam gubuk rapuhya ini, tampak Mbah Saminem hanya memiliki peralatan rumah seadanya. Bahkan tidur hanya beralas kain tipis yang diletakkan di tanah. Namun hal ini wajar rasanya, karena untuk makan saja, terkadang Mbah Saminem harus menunggu belas kasihan dari tetangga. Ia menyebut ada tetangga di seberang sungai yang rutin memberikan dia makanan.

foto: YouTube/Cak Budi Official

"Bocah ler kali niku, (anak yang di utara sungai)," ucap Mbah Saminem

Usia yang sudah tua renta membuat kondisi fisik dari Mbah Saminem pun nampaknya semakin menurun. Ini terlihat dari Mbah Saminem yang bahkan sudah nggak tahu usianya sekarang.

"Yuswane pinten mbah," tanyanya Cak Budi.

"Aku ra ngerti," jawab Mbah Saminem

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags