Brilio.net - Hendaknya kita selalu waspada dengan keadaan sekitar, saat kita berada di tempat yang jarang dijangkau orang. Terlebih jika kita berada di tengah hutan, pastinya kita harus memastikan tempat yang kita kunjungi benar-benar aman. Hal tersebut dilakukan agar kita terhindar dari bahaya tak terduga, salah satunya adalah serangan hewan liar.
Dilansir brilio.net dari merdeka.com, Jumat (6/9), seorang pria bernama Anisman (45) diserang oleh beruang liar baru-baru ini. Anisman harus bertarung dengan beruang tersebut untuk menyelamatkan diri. Ia pun harus menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad, Pekanbaru.
BACA JUGA :
10 Momen asal colok alat elektronik ini bikin tepuk jidat
Dua kali Anisman diserang beruang yang sama dengan jeda waktu sekitar 15 menit. Kejadian bermula saat Anisman mencari ikan bersama temannya bernama Darlis di sungai pinggir hutan desa, Rabu petang (4/9) lalu. Karena tangkapan sudah ada, Anisman dan temannya berniat pulang.
Anisman naik ke perbukitan dan berjalan di belakang Darlis. Di tengah jalan, keduanya berpapasan dengan beruang. Mereka sama-sama terkejut, hingga akhirnya beruang mengejar Darlis. "Teman saya dikejar pertama, dia berhasil meloloskan diri. Tinggal saya sendiri, kemudian dikejar oleh beruang," ucap Anisman saat ditemui Liputan6.com, Kamis (5/9).
Tak bisa melarikan diri, pertarungan Anisman tak terelakkan. Dengan cepat beruang mencakar tangan dan berusaha menggigit kepalanya. Anisman berusaha menangkis serangan beruang tersebut. Beberapa menit kemudian, beruang tadi meninggalkan Anisman yang sudah lemas. Anisman lalu bangkit mencari pertolongan dan berteriak minta tolong.
BACA JUGA :
Gara-gara dibercandain tarik kursi, cewek ini bernasib miris
Ketika berjalan sempoyongan, beruang yang sama keluar lagi dari semak-semak. Pertarungan kedua berlangsung hampir 15 menit. Anisman berusaha menendang beruang yang ingin menggigit dan mencakar kepalanya. Anisman berniat untuk menaklukkan beruang namun apa daya tenaga Anisman telah terkuras habis.
"Kaki saya menahan badan beruang, tangan saya di mulutnya. Mau saya koyak mulut beruang itu tidak bisa, karena sudah tidak ada tenaga, hampir setengah jam serangannya," cerita Anisman.
Anisman bersyukur karena beruang itu akhirnya pergi. Tak lama kemudian, Darlis datang bersama masyarakat dan keluarga, lalu membawanya ke Puskesmas setempat. Anisman akhirnya dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad untuk dioperasi. Kini, Anisman masih dikontrol intensif oleh dokter dan sudah dirontgen karena kaki kanannya patah.
"Beruangnya tidak besar kali, tapi kukunya itu tajam sekali, kuat beruang itu," ucap Anisman.
Menurut Anisman, pertemuannya dengan beruang baru pertama kali itu seumur hidup. Selama ini, Anisman mengaku tidak pernah masuk hutan dan hanya mencari ikan di pinggirnya saja.
"Ada sungai di situ, gak pernah ketemu dengan beruang. Sekali bertemu, kayak gini. Makanya melawan dari pada saya mati begitu saja," terang Anisman.
Direktur RSUD Arifin Ahmad dr Nuzelly menyebut pasien serangan beruang itu sudah dirawat dokter bedah. Kondisi Anisman kini terbilang mulai stabil.
Hasil pemeriksaan, sebut Nuzelly, beberapa bagian badan Anisman ada luka cakaran. Di kepalanya juga terdapat bekas gigitan serta cakaran yang mengakibatkan luka robek cukup dalam.
"Tadi sudah dirontgen juga, ada patah di kaki kanan, tulang kecilnya. Mudah-mudahan bisa membaik, pulih sehingga bisa pulang," jelas Nuzelly.
Jika sudah stabil, Anisman akan menjalani pemeriksaan lanjutan. Langkah ini untuk mendiagnosa kemungkinan adanya penyakit lain setelah serangan beruang ini.
"Mana tahu ada penyakit lainnya, intinya akan ditangani secara komprehensif," kata Nuzelly.
Atas kejadian ini, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau turut prihatin. Tim sudah ke lokasi dan masyarakat di sekitar lokasi kejadian sudah diingatkan agar mengurangi aktivitas di pinggir sungai hutan itu.
"Lokasi penyerangan masuk dalam cagar alam Bukit Bungkuk, di sana memang habitat beruang," ungkap Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau Mahfud.
Menurut Mahfud, beruang keluar dari hutan dan mendekati sungai itu sudah biasa. Apalagi saat musim kemarau, di mana pakan di tengah hutan sulit dicari sehingga beruang juga mencari ikan.
"Ikan juga merupakan salah satu makanan beruang. Serangan diduga terjadi karena beruang kaget dan korban juga kaget. Ada gerakan tiba-tiba sehingga beruang menyerang," lanjut Mahfud.
Mahfud menduga beruang penyerang masih terbilang muda. Bisa jadi, beruang tadi mulai memasuki musim kawin atau masa puberitas sehingga hormonnya meningkat dan lebih agresif.
"Untuk saat ini, tim masih di lokasi. Belum ada laporan temuan jejak beruang, tapi Masya sudah diperingatkan jangan bereaksi berlebih ketika berhadapan dengan beruang karena bisa diserang," ucap Mahfud.