Brilio.net - Petugas berusaha keras untuk bisa mengevakuasi korban hanyut siswa SMPN 1 Turi sedari Jumat (21/2) hingga sekarang. Terbaru, korban meninggal dunia mencapai 8 siswa. Sedangkan dua siswa lainnya masih dalam pencarian.
Tak kenal waktu dan medan, petugas gabungan SAR berjumlah kisaran 500 orang masih menyusuri Sungai Sempor dan wilayah sekitarnya. Radius pencarian mencapai 5 km dan akan berlangsung hingga pukul 17.00, Sabtu (22/2) nanti.
Bebatuan licin dan hujan menjadi kendala utama petugas dalam menyusuri sungai. Bahkan ada cerita beberapa petugas relawan yang sempat kerepotan mencari korban susur sungai Pramuka itu, lantaran kondisi cuaca hujan lebat dan petir terus muncul.
"Tidak memedulikan itu hujan atau malam hari, warga dan petugas terus membantu proses evakuasi," cerita Petugas dari Senkom Mitra Polisi Kabupaten Sleman, Imam, saat ditemui brilio.net di Puskesmas Turi.
"Habis Ashar saya turun (ke sungai), waktu itu hujan lebar dan petir. Pertama saya turun cuma semata kaki. Tapi perlahan langsung naik," ujarnya.
Warga memakai peralatan seadanya saat proses evakuasi. Petugas SAR gabungan juga tetap turut menyusuri sungai walaupun kanan kiri lokasi evakuasi sangat sulit.
"Warga ada yang tidak memakai alas kaki atau hanya sandal. Padahal saya lihat sudah banjir dan tinggi airnya. Saya takut, airnya sudah warna keruh kekuningan gitu. Tapi teman saya tetap lanjut. Saya naik ke perkampungan warga di atas sungai," tutupnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan mengatakan bahwa kondisi sungai yang berubah drastis jadi alasan siswa bisa hanyut.
"Yang membuat anak anak jatuh itu aliran deras dan kemiringan yang curam di lokasi kejadian," ujarnya.