Brilio.net - Pandemi virus corona masih terus berlangsung hingga kini. Jumlah korban yang terinfeksi pun kian hari kian bertambah. Dilansir dari Merdeka.com pada Kamis (7/8), kasus positif Covi-19 di Indonesia bertambah menjadi 1.882 kasus sehingga jumlahnya menjadi 118.753 kasus. Penambahan pun juga dialami oleh yang berhasil sembuh dari corona yaitu 1.756 dan total orang yang sembuh menjadi 75.654 orang.
Penularan virus corona pun tak pandang bulu. Bahkan, ibu hamil pun bisa terinfeksi virus ini. Seperti yang tengah dialami oleh Monica. Ia merupakan seorang wanita yang tengah hamil putra pertamanya. Namun hal sedih justru ia alami, sebab di kehamilannya, Monica juga terpapar virus corona. Lewat Twitter pribadinya @mncbrk, ia menceritakan kisahnya mengenai perjuangan melawan virus yang telah banyak menelan korban jiwa.
BACA JUGA :
Kisah sedih anak dari balik jendela temani ibunya yang positif corona
Awalnya, Monica belum mengetahui jika ia positif virus corona. Wanita ini mengalami tak enak badan dengan gejala batuk dan flu. Namun, ia menganggap hal tersebut biasa. Pikirnya, hal ini disebabkan oleh alergi dari hewan peliharaan yang dimilikinya. Ia pun lantas mengikuti swab test yang diselenggarakan di kantornya pada 11 Juli lalu.
Melalui kisahnya, ia mengatakan jika positif Covid-19 bukanlah suatu aib. Ia hanya ingin berbagi pengalaman agar semua orang lebih peduli dengan kesehatannya.
"Pertama-tama, POSITIF COVID BUKAN SUATU AIB! Namanya sedang pandemi semua orang bisa kena. Maksud aku sharing disini supaya orang2 lebih aware sm virus covid ini. Jadi awalnya aku ikut swab gratis dari kantor tgl 11 juli, awalnya sih karna keperluan buat nnt lahiran aja dan emg buat menghilangkan ketakutan kalo aku positif. Krn di tgl 9 juli itu aku sempet ga enak badan (bukan demam) tp sehari sembuh, tinggal batuk pilek," tulisnya dilansir brilio.net pada jumat (7/8).
BACA JUGA :
Sang adik positif Covid-19, Via Vallen ungkap kondisi keluarganya
Hingga akhirnya, indera penciumannya mulai terganggu dan berpuncak pada kurangnya aktivitas janin yang dikandungnya. Rasa khawatir mulai menyelimuti Monica. Ia kemudian langsung memutuskan pergi ke dokter kandungan. Kala itu usia kandungannya 37 minggu 4 hari. Tepat, 9 hari setelah swab test, hasilnya pun keluar dan dia dinyatakan positif. Dirinya berusaha tenang, tetapi saat pukul 20.00 WIB keluar cairan bening.
foto: Twitter/@mncbkr
"Nah pas tgl 20 juli ini feeling udh ga enak dr bangun tidur, krn gerakan janin ga seaktif biasanya. Biasa kalo pagi sarapan tuh gerakannya aktif ini ga gerak sama sekali. Sampe selesai ujian jam 12 gerakannya jg ga kerasa. Karna khawatir aku periksain ke dokter kandungan, hasilnya detak jantung janin msh bagus tp emang digoyang2 gt perutnya si bayi msh ga gerak2. Dokter akhirnya nyaranin buat NST (semacam tes detak jantung janin)," tambahnya.
"Beres dari dokter aku liat hp ada telfon BMku trs aku telfon balik dan BMku blg hasil swabku positif. Dang!! Langsunglah aku panik, apa gara2 ini gerakan janinku berkurang, apa ini ngaruh ke janin dan kekhawatiran2 lainnya," terangnya lebih lanjut.
Rupanya, air ketubannya pun sudah pecah. Beruntungnya, tim medis sangat sigap dan langsung membawanya ke IGD (Instalansi Gawat Darurat) untuk operasi caesar dengan prosedur penangangan pasien Covid-19. Lekas proses persalinan selesai, putra pertamanya pun diobservasi lebih lanjut karena terdapat infeksi selama satu minggu lamanya. Sedangkan Monica masih harus melakukan perawatan intensif oleh pihak rumah sakit.
"Jadi bayiku sempet diobservasi selama seminggu, karna ada infeksi dan setelah dikasih antibiotik dan normal, hasil swab jg negatif sudah pulang duluan sejak senin kemarin," ungkapnya.
Monica pun tidak sendiri, sebab di rumah sakit tersebut juga terdapat empat ibu hamil lainnya yang memiliki gejala sepertinya. Namun hal tersebut tidak lantas membuatnya tenang. Mentalnya pun semakin terguncang dan hal ini menambah kondisi badannya yang kian memburuk. Semakin hari gejalanya semakin bertambah seperti batuk, diare, dan demam tinggi. Ditambah lagi luka caesar dan infeksi pasca operasi yang sangat berpengaruh pada proses penyembuhannya.
"Pas tau hasil swab tgl 21 & 22 msh positif, mentalku sempet drop, blm lg nambah gejala kaya batuk, diare dan msh demam tinggi trs. Ditambah luka sc jg infeksi jd agak komplikasi penyembuhannya," ucapnya.
Namun hal tersebut tak berlangsung lama. Sebab di awal Agustus ia mendapatkan hasil dari pengobatannya selama ini. Monica pun dinyatakan negatif meski indera penciumannya masih belum pulih total.
Di akhir kisahnya, ia mengungkapkan jika virus ini terbilang misterius. Pasalnya sang ibu dan adik laki-lakinya pun terinfeksi Covid-19 juga meski tak pernah berontak langsung dengannya. Sementara itu, adik perempuannya yang intens berkontak fisik justru dinyatakan negatif.
Jam 12 aku mulai masuk ruang operasi dgn perlengkapan khusus pasien covid, di gedung yg jg khusus pasien covid. Jam 00.35 lahirlah dgn selamat anak laki2 pertamaku, alhamdulillah bayiku sehat pic.twitter.com/UD6QRQlm1Q
Monica (@mncbkr) July 31, 2020
"Orang rumah juga di swab, ayahku negatif, bibi negatif dan adik perempuanku negatif. Yg positif suami, mamah dan adik laki2 aku. Kalo suami kayanya ketularan di Surabaya krn kita LDM. Anehnya, sejak tgl 11 juli aku swab, aku sm mamah dan adik laki2 aku ga pernah kontak langsung krn kita jarang ngobrol gt. Kalo sm adik perempuan aku kita sering bgt nonton film bareng, minum 1 botol malah tp hasilnya adik perempuanku negatif," kata Monica.
Sehingga sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh serta menjauhi tempat yang berpotensi menularkan virus corona. Ia pun juga menambahkan jika ada orang yang merasa mengalami gejala sepertinya langsung isolasi mandiri dan minum vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh, serta mengurangi kegiatan nongkrong yang akan menularkan virus ke orang lain.
foto: Twitter/@mncbkr
"Artinya penting bgt buat jaga imun tubuh buat ngehindarin virus ini. Aku yakin yg positif itu banyak bgt tp ntah knp ga ada yg bagi pengalamannya dr positif sampe bisa hasil negatif gmn. Dan kalo ngerasa ada gejala kaya indra penciuman jd kurang peka, demam sehari, batuk2, langsung isolasi mandiri dan minum vitamin, jgn lanjut u nongkrong sana sini. Bisa aja km tanpa gejala tp di orang lain respon tubuhnya bisa aja berbedaCrying face," tulisnya di akhir cerita.
Dari pengalaman Monica tentu bisa menjadi pembelajaran buat kita semua, bahwa virus ini masih ada hingga kini. Oleh karenanya, kita harus tetap waspada dengan menaati protokol kesehatan yang sudah diimbau oleh pemerintah. Semoga Monica lekas sehat kembali dan juga sang bayi selalu diberi kesehatan.