Brilio.net - Jemaah haji asal Kota Bogor melakukan aksi protes terkait kondisi tenda yang menurutnya over kapasitas. Dalam video yang beredar, tampak para jamaah haji harus rela tidur di luar tenda alias di lorong Maktab untuk bisa beristirahat.
Sementara di dalam tenda, sejumlah jamaah tidur saling berdempetan dengan kondisi jauh dari kata nyaman. Jamaah laki-laki bahkan tidur dengan posisi duduk di dalam tenda lantaran tak ada ruang yang cukup untuk berbaring.
BACA JUGA :
Momen 9 seleb jalani wukuf di Arafah saat ibadah Haji, penampilan Nagita Slavina jadi sorotan
Salah satu jemaah hajiyang diketahui adalah Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bogor, Asep Kartiwa melayangkan protesnya kepada kepala kloter, yang saat itu berada tak jauh dari Maktab 44. Ia mengaku sudah tak bisa menahan kesabaran dengan kondisi tenda yang tidak layak tersebut.
foto: Instagram/@hazairinsitepu
BACA JUGA :
Harjo Mislan veteran 45 ikut perang lawan Belanda jadi jemaah haji tertua, berangkat di usia 110 tahun
"Tolong fasilitasi kami, jangan cuma nanya seperti itu. Anda itu ditugaskan untuk memfasilitasi kami. Selesaikan permasalahan kami. Kami ada kesulitan," ujar jamaah tersebut sembari ditenangkan oleh jamaah lain.
Rupanya, video protesnya viral di media sosial. Mengetahui hal tersebut, Asep Kartiwa meminta maaf atas perbuatannya. Menurutnya, hal itu adalah reaksi spontan terhadap sejumlah permasalahan yang muncul. Mengingat, ia sudah mengeluhkan kondisi tersebut sejak pagi namun hingga pukul 10.00 malam tak ada pemecahan masalah.
foto: Instagram/@hazairinsitepu
"Prinsipnya saya mohon maaf, kejadian kemarin itu akumulasi, dari pagi kami komplain terkait dengan permasalahan yang terjadi di maktab ini. Sehingga timbulah (emosi)," jelas Asep, dilansir brilio.net dari Instagram pribadi Hazairin Sitepu.
Bersyukurnya, kejadian tersebut sudah teratasi dengan baik. "Tapi alhamdulillah setelah melakukan komunikasi dan koordinasi bisa terselesaikan," tambahnya.
Ia berharap, kejadian ini adalah yang pertama dan terakhir. Asep pun meminta pihak terkait untuk melakukan perbaikan agar jangan sampai jemaah hajiyang sudah berkorban, terabaikan dengan fasilitas yang menurutnya kurang memadai.
foto: Instagram/@hazairinsitepu
"Dengan catatan ini merupakan pembelajaran untuk perbaikan di kemudian hari. Jangan sampai jemaah haji yang sudah berkurban, mendapatkan fasilitas yang menurut saya agak kurang. Mudah-mudahan kejadian ini pertama dan terakhir. Kami mohon rekan Depag (Departemen Agama) bisa menjadi pembelajaran di kemudian hari," ungkapnya
Sedangkan Ketua Rombongan Jemaah Haji YPHB, Wahyu Widianto menjelaskan penempatan jemaah haji di tenda saat di Mina ini sudah dilakukan dengan adil. Sebab, pihaknya hanya mendapat tenda berukuran 120 meter persegi untuk 160 jamaah. Sehingga, pembagian ruangnya pun sangat terbatas.
foto: Instagram/@hazairinsitepu
"Pada saat itu kita sebetulnya ingin supaya adil, di KBIH YPHB dari 160 jamaah hanya kebagian 120 meter persegi. Cuma dari KBIH lain tidak memberi ruangan," tandasnya.
Adapun Ketua Jamaah Haji Kloter 49, Supriadi Gunawan menyebut, masalah yang muncul kemarin telah diselesaikan dengan baik. Semua pihak sepakat untuk menerima kondisi yang terjadi di lokasi tersebut.
"Setelah kita berusaha malam untuk mencari titik temu, alhamdulillah, semua jemaah bisa menerima dengan keadaan di Mina yang keterbatasan tempat dengan jumlah jemaah cukup banyak. Sehingga harus saling sabar dan ikhlas dalam menghadapi ibadah haji ini," terang Gunawan.