1. Home
  2. »
  3. Serius
4 Maret 2020 11:53

Korban kian meningkat, ini cara tiap negara tangani virus Corona

Penanganan Corona di negara Singapura dianggap bisa dicontoh. Dwiyana Pangesthi

Brilio.net - Penyebaran virus Covid-19 dari Wuhan China ini kian merebak, bahkan sudah memasuki 70 negara termasuk Indonesia. Bahkan pengumuman kasus pertama Corona di Indonesia menuai kepanikan, warga menyerbu toko-toko memborong kebutuhan hingga harga masker melambung tinggi. Sejumlah negara seperti China, Korea Selatan, dan Malaysia tercatat memiliki kasus Corona lebih dahulu dari Indonesia.

Setiap negara pun kini semakin memperketat segala akses masuk ataupun keluar dari tiap negara. Kini tiap negara juga punya cara untuk menangani pasien virus Corona agar penyebaran tidak makin meluas. Hingga Selasa (03/03), jumlah korban terinfeksi virus Corona di dunia ada 90.872 orang dan 48.002 sembuh dari virus ini

BACA JUGA :
Pasien Corona berhasil sembuh, reaksi perawat di China bikin bahagia


Pemerintah tiap negara melakukan berbagai tindakan untuk menyembuhkan pasien Corona. Masyarakat biasanya mulai tertular virus usai berkunjung ke tempat sumber wabah. Nah berikut brilio.net lansir dari merdeka.com cara-cara tiap negara menangani pasien virus Corona.

1. Singapura.

BACA JUGA :
Lebih dari 50% pasien virus Corona di China dinyatakan sembuh

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengapresiasi langkah Singapura saat menangani virus Corona. Duta besar RI untuk Singapura, I Gede Ngurah Swajaya mengungkap tiga hal yang bisa dicontoh dari pemerintah Singapura dalam menghadapi wabah virus Corona ini.

"Yang pertama adalah transparansi. Bahwa artinya secara reguler memberikan informasi kepada masyarakat melalui Kementerian Kesehatan," kata Dubes Swajaya, Rabu (12/02).

Kedua adalah kekompakan dan kerja sama di bagian Kementerian Kesehatan dengan pihak internasional seperti yang sudah dilakukan dengan Malaysia. Selain itu, Singapura juga telah memberikan test kit untuk memudahkan proses identifikasi tiga jenis virus.

"Yang ketiga adalah segala prosedur yang diambil sesuai dengan standar dari WHO," kata Dubes Swajaya.

2. Vietnam.

Dokter asal Israel Rafi Kot terlibat dalam penanganan wabah virus corona di Vietnam. Dia menceritakan bagaimana negara itu bisa menyembuhkan seluruh 16 pasien positif corona beberapa waktu lalu.

"Kami menjalankan seluruh tindakan pemeriksaan dari pemerintah kementerian kesehatan supaya pasien tetap aman di tengah wabah ini. Untuk melakukan itu kami mengadakan pertemuan hampir setiap hari, bahkan beberapa kali dalam sehari, terkadang tengah malam, untuk menjalankan serangkaian panduan dari pemerintah dan memberi info terbaru," katanya.

Kot mengatakan Vietnam memang tidak mengisolasi kota-kota, tapi banyak orang memilih untuk tidak pergi bekerja karena takut terinfeksi Corona. Ditambah lagi, permintaan untuk diperiksa corona meroket.

"Kami segera menyadari setiap orang ingin diperiksa karena ada histeria, jadi badan pencegahan penyakit menular Vietnam menyiapkan kuesioner untuk menentukan siapa yang layak diperiksa, misal dari suhu tubuhnya, apakah dia pernah kontak dengan orang China dan seterusnya. Tapi di saat yang sama kami tahu orang juga bisa berbohong karena mereka takut didiagnosa," katanya.

"Mereka yang sakit kemudian ditempatkan di karantina militer. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh negara totaliter. Mereka ditempatkan di sebuah rumah sakit yang sudah dievakuasi. Mereka memasang pagar kawat duri dan menempatkan pos tentara. Mereka mengerahkan tim dokter dengan perlengkapan khusus," katanya.

3. China.

Sejumlah cara dilakukan pemerintah China menangani pasien virus Corona. Pihak rumah sakit memberlakukan karantina pasien Corona selama 14 hari. Mereka diberikan obat kekebalan tubuh dan vitamin lainnya. Kemudian, pemerintah China juga menemukan obat untuk virus Corona, yakni Favipiravir.

Tak hanya itu saja, para dokter di Shanghai menggunakan infus plasma darah dari orang-orang yang telah pulih dari Virus Corona Covid-19 untuk mengobati mereka yang masih berjuang melawan penyakit tersebut.

Seorang ahli darurat utama di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, menggunakan plasma konvalesen adalah pendekatan yang "sangat valid" untuk menguji, tetapi penting untuk mendapatkan waktu yang tepat demi bisa memaksimalkan peningkatan imunitas pasien.

Dia mengatakan, rumah sakit telah mendirikan klinik khusus untuk memberikan terapi plasma dan sedang memilih pasien yang bersedia untuk mendonorkan darahnya.

"Darah akan disaring untuk memeriksa apakah ia memiliki penyakit lain seperti hepatitis B atau C," tambahnya.

Dr Mike Ryan, kepala program kedaruratan kesehatan WHO, mengatakan kepada wartawan di Jenewa, plasma konvalesen telah terbukti "efektif dan dapat menyelamatkan jiwa" terhadap penyakit menular lainnya, termasuk rabies dan difteri.

"Karena apa yang globulin hyperimmune lakukan adalah mengkonsentrasikan antibodi pada pasien yang pulih. Anda pada dasarnya memberi sistem kekebalan korban baru dorongan antibodi agar mudah-mudahan mereka dapat melalui fase yang sangat sulit," katanya.

Ryan menambahkan: "Jadi ini adalah bidang penemuan yang sangat penting, dan saya percaya mereka sedang memulai uji coba di China. Tetapi itu adalah cara yang sangat valid untuk mengeksplorasi terapi, terutama ketika kita tidak memiliki vaksin dan tidak memiliki antivirus khusus," katanya.

4. Korea Selatan.

Pemerintah Korea Selatan menyiapkan ruangan khusus untuk pasien virus Corona, khususnya bagi warga Korea Selatan dari Wuhan. Pasien virus Corona ditempatkan di tempat khusus, yakni tempat pelatihan polisi.

"Mereka warga negara Korea dari Wuhan diistirahatkan di tempat pelatihan polisi atau tempat akademi polisi. Karena disitu bisa menampung hingga 600 orang dan fasilitasnya lumayan baik," dikutip dari akun Youtube Korea Reomit.

Tak hanya itu saja, pasien yang sudah terinfeksi Corona juga dirawat di ruangan karantina. Ruangan ini canggih.

"Ruangan tempat pasien dirawat dibuat tekanan rendah, sedangkan di luar tekanannya tinggi, dan di sebelah ruangan ada jalan tak sembarangan orang masuk. Cuman 10 perawat yang dipilih yang bisa masuk ke sana, kadang dokter harus ngomong sama pasien dengan video call," katanya.

Mengapa tekanannya berbeda? "Karena berdasarkan sains udara kan berpindah dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah. Nah ini dibuat tekanan yang rendah, dengan tujuan virusnya gak keluar."

5. Indonesia.

Virus Corona mulai memasuki Indonesia. Dua warga Indonesia yang positif Corona kini dirawat dikarantina di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.

Sejumlah penanganan dilakukan. Pemerintah Indonesia menyiapkan 100 rumah sakit untuk menangani pasien yang mengalami gejala terserang virus Corona. Ada sejumlah rumah sakit yang memiliki ruang isolasi khusus pasien corona, salah satunya Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.

"Kita telah menyiapkan 100 rumah sakit rujukan dengan fasilitas ruang isolasi untuk pasien dengan gejala penyakit di paru-paru dan saluran pernapasan lain," jelas Presiden Jokowi dikutip dari akun Instagram pribadinya @jokowi, Senin (27/1).

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags