Brilio.net - Ratusan siswa SMP Negeri 1 Turi, Sleman, Yogyakarta hanyut saat menggelar acara susur sungai di Sempor, Dukuh Donokerto, Turi pada Jumat (21/2) lalu. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 WIB.
Berdasarkan data daru TRC BPBD DIY pada Sabtu (22/2), total korban meninggal dunia sebanyak 8 orang dan dua orang belum terkonfirmasi. Sementara itu, pagi ini, Minggu (23/2), operasi SAR berhasil menemukan dua korban terakhir tragedi susur sungai SMPN 1 Turi.
BACA JUGA :
Kepsek SMPN 1 Turi: Saya nggak tahu ada kegiatan susur sungai
Melansir dari laman Twitter @TRCBPBDDIY, pada pukul 05.10 WIB, satu korban berhasil di temukan di Dam Mantras, Dukuh Donokerto. Tak lama berselang, pada pukul 07.12 WIB, korban terakhir berhasil ditemukan di lokasi yang sama.
Update Ops SAR:
TRC BPBD DIY (@TRCBPBDDIY) February 23, 2020
05:10 1 korban ditemukan
07:12 1 korban ditemukan
keduanya ditemukan di Dam Mantras, Dukuh, Donokerto.
Detail informasi menunggu identifikasi DVI dan laporan resmi Posko SAR Gabungan.
Semoga Tuhan meridhoi kerja kemanusiaan kita semua.
BACA JUGA :
Kisah anggota Brimob temukan sepatu korban hanyut SMPN 1 Turi
Saat ini, Posko Operasi SAR Sungai Sempor 2020 dinyatakan telah ditutup. Hal ini mengingat seluruh korban telah ditemukan. Melalui press release yang diterbitkan Komandan Operasi SAR Sungai Sempor 2020, Minggu 23 Februari 2020 pukul 07.45 WIB, segala operasi SAR resmi ditutup.
Selanjutnya, penanganan korban dan detail informasi menunggu identifikasi dari DVI dan laporan resmi Posko SAR gabungan.
foto: Twitter/@TRCBPBDDIY
Melansir dari @TRCBPBDDIY, sebelumnya dilaporkan sebanyak 249 siswa kelas 7 dan 8 mengikuti kegiatan Pramuka susur Sungai Sempor. Tiba-tiba arus sungai menderas karena banjir yang mengakibatkan sebagian besar peserta hanyut.
Tragedi tersebut menelan 10 korban jiwa dan 24 siswa terkonfirmasi luka-luka. Sementara itu, 215 siswa lainnya terkonfirmasi selamat.
Pihak sekolah telah menggelar jumpa pers atas insiden kecelakaan sungai yang merenggut nyawa para siswanya tersebut. Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Tutik Nurdiana mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui kegiatan susur sungai Pramuka yang dilakukan oleh para siswanya. Sebab Tutik adalah kepala sekolah baru yang baru menjabat 1,5 bulan.
Mewakili pihak sekolah, Tutik meminta maaf atas kelalaiannya mengontrol kegiatan siswa-siswinya. Tutik berkomitmen akan bertanggungjawab atas musibah itu dan meminta dukungan agar masalah ini bisa lekas selesai.