Brilio.net - Kecelakaan maut yang merenggut nyawa seorang ibu rumah tangga, Renti Marningsih pada Sabtu (3/8) pagi di Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru Pekanbaru masih jadi sorotan publik. Korban yang juga seorang guru itu ditabrak pelaku bernama Marisa Putri yang menggunakan mobil jenis Toyota Raize.
Dilansir dari Liputan6.com, Korban saat itu mengendarai sepeda motor lalu ditabrak pelaku dari belakang dengan mobil berkecepatan tinggi. Korban meninggal di lokasi kejadian setelah terseret 50 meter dari posisi awal. Jenazahnya kemudian dibawa ke kamar mayat RSUD Arifin Ahmad, Pekanbaru.
BACA JUGA :
Curhat guru harus mengajar di luar jam kerja ini pilu, banyak murid SMP yang belum bisa membaca
"Korban, Renti Marningsih meninggal dunia di lokasi kejadian dengan kondisi luka berat dibagian kepala," kata Kasat Lantas Polresta Pekanbaru Kompol Alvin Agung Wibawa.
Usai menjalani pemeriksaan, Kompol Alvin Agung Wibawa juga menjelaskan, Marisa Putri sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mahasiswi 21 tahun itu dinyatakan dalam pengaruh narkoba usai pulang dari klub malam.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 311 ayat 5 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 dengan ancaman 12 tahun penjara. Tersangka juga dijerat dengan Pasal 310 ayat 4 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 dengan ancaman hukuman penjara maksimal 6 tahun.
BACA JUGA :
Pria ini rela menyelam 600 kali demi cari jasad istri di lautan, kisahnya bikin salut
foto: Liputan6.com/M Syukur
Peristiwa tragis ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban. Anak kandung korban yang akrab disapa Yeyen tak kuasa menahan duka lantaran harus kehilangan ibunya selama-lamanya. Yeyen mengungkap hal tersebut dalam Instagram story miliknya yang diunggah ulang akun X @dhemit_is_back.
Dalam unggahan tersebut, tampak Yeyen sangat kehilangan sang ibu pasca tewas gegara ditabrak oleh Marisa Putri. Dalam tulisannya, Yeyen sampai bertanya-tanya apakah jika dirinya melarang sang ibu pergi keadaan akan berubah. Ia mengaku masih ingin memeluk dan menemui ibunya setiap pulang kerja.
"Seandaikan pagi itu aku ngelarang mama pergi, ap aku masih bisa meluk mama hari ini? Seandainya mama lewat jalan lain, apa aku masih bisa ngellat mama pulang dengan tersenyum?" tulisnya dikutip brilio.net dari akun X @dhemit_is_back, Senin (5/8).
Yeyen mengutarakan penyesalannya yang tak sempat melakukan beberapa hal sebelum sang ibu meninggal. Sesederhana makan masakan sang ibu menjadi hal yang sangat disesalinya kali ini.
"Penyesalan satu persatu bermunculan. seharusnya aku makan nasi yg mama masak pagi itu kalau tau ternyata itu adalah masakan terakhir mama," ungkapnya.
foto: X/@dhemit_is_back
Yeyen pun akan selalu mengingat kenangan di pagi itu, yang mana sang ibu sempat meminta maaf kepadanya karena tak sempat memasak. Ibunya pun sempat menawarkan makanan enak yang dibeli dekat pasar, namun Yeyen mengklaim hanya masakan ibunya lah yang paling enak.
"Kenangan pagi itu akan selalu akan kuingat, di mana mama minta maaf tidak sempat untuk memasak lauk dan bilang "nanti beli lauk disimpang aja ya, mama blm sempat masak, mau ke pasar dlu. bsk2 kalau mau beli lauk disana aja, enak-enak," tutur Yeyen.
"Ma, ga ada yang lebih enak dri masakan mama seharusnya aku bisa ngejawab seperti itu, tapi aku pergi gitu aja," sambungnya.
Kendati demikian, kepergian sang ibu sudah menjadi takdir Yang Maha Kuasa. Meski terluka, Yeyen mengaku ikhlas menerima takdir yang menyedihkan ini.
"Banyak kata seandainya di pikiranku, penyesalan selalu berkecamuk dibenakku, tapi tidak ada kata seandainya dalam ketetapan Allah, tidak ada yang perlu disesali karna semua itu memang jalan yang terbaik untuk mama. yeyen ikhlas kok ma, tapi yen cengeng, mama jangan sedih ya liat yen nangis. bsk bsk yen bakal jadi anak yg kuat seperti yang mama mau," ucapnya.
foto: X/@dhemit_is_back
Kemudian pada story berikutnya, anak Renti Marningsih ini juga mengunggah pesan, seakan-akan dirinya sedang bicara dengan ibunya. Pesan tersebut masih berisi permintaan maaf, ungkapan kasih sayangnya, hingga harapan untuk bertemu kembali dengan sang ibu. Meski hal tersebut sudah mustahil bisa terjadi.
Ma, skrg yen ga bisa kuat kayak yg mama mau, yen cengeng, jangan marah ya ma, nanti kalo kita ketemu lagi mama boleh kok marahin, tp skrg mama jauh, jadi mama belum boleh marah ya," ungkap Yeyen.
"Bantu yen kuat dri sana ya. kalau udh saatnya kita ketemu kita cerita cerita lagi ya ma. sampai ketemu bulanku. yeyen sayang mama," tandasnya.