Brilio.net - Kondisi sungai di berbagai wilayah Jakarta rupanya bukan hanya menjadi konsumsi warga Ibu Kota semata. Bahasan ini berhasil membuat media internasional, New York Times melirik untuk menulis ini. Dengan judul 'Whats Clogging Jakartas Waterways? You Name It' yang ditulis Joe Cochrane menggambarkan perubahan kondisi sungai di Jakarta. Tulisan tersebut diterbitkan pada 3 Oktober 2016.
Dalam analisisnya, Joe menyebutkan bahwa program restorasi sungai dengan metode pengerukan kali pertama dilakukan pada 2012. Program ini merupakan kolaborasi antara pemerintah daerah serta Kementrian Pekerjaan Umum, dengan gelontoran dana sebesar Rp 2,5 triliun dari Bank Dunia.
BACA JUGA :
Dituduh dendam reshuffle menteri dan gabung Prabowo, ini jawaban Anies
Yang paling menarik dari tulisan Joe adalah bagaimana dia menceritakan pekerja Dinas Kebersihan dalam program tersebut layaknya sebuah apresiasi. Salah satu yang diwawancarai adalah Bejo Santoso. Saban hari Bejo dkk, akrab disebut Pasukan Oranye, bekerja dari pagi hingga petang. Dengan rata-rata penggalian sedimen 991 meter kubik per hari, pasukan kebersihan tersebut harus berjuang di arus yang kuat serta mengangkut ke TPA luar kota dengan truk.
Hingga kini, program tersebut telah berhasil mengeruk 3,3 juta meter kubik sedimen dari 10 sungai serta saluran air. Banjir pun bisa sedikit teratasi dengan pencapaian tersebut meski program ini juga masih berjalan. Memang tujuan program ini lebih diutamakan untuk mengatasi banjir yang sudah menjadi langganan di Ibu Kota.
Beberapa warga mengatakan, revitalisasi sungai yang dilakukan terbukti mampu mengatasi masalah banjir yang tiap tahun menjadi langganan warga. "Semua orang senang saat banjir nggak ada lagi," ungkap Miftah Wicaksono, 52, yang saat ini bekerja mengemudikan perahu kecil sebagai alat transportasi warga di wilayah Teluk Gong, Sungai Angke Bawah, Jakarta Utara.
BACA JUGA :
Sentilan Ani Yudhoyono ke Ruhut Sitompul ini menohok banget
Hal senada dikatakan Khaeroh Hasanah, 35, yang saban hari berjualan snack, minuman, rokok dan beberapa kebutuhan lainnya. "Semuanya menjadi baik karena saya tak harus lagi menghabiskan waktu membersihkan rumah setelah banjir. Saya merasa aman, dan saya harap ini akan terus berlangsung lama."