Brilio.net - Kegiatan mudik saat wabah virus corona (Covid-19) dinilai lebih banyak mudaratnya dibandingkan manfaat. Masyarakat diimbau untuk menunda mudik lebaran tahun ini.
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengatakan, keputusan pemerintah melarang mudik Lebaran 2020 untuk mencegah penyebaran virus corona.
BACA JUGA :
Keyakinan Jokowi pandemi corona selesai di akhir tahun 2020
"Mudik sekarang lebih banyak mudaratnya, tanpa disadari dapat membawa virus ke kampung. Mudarat kebih banyak dari manfaat," ujar Fachrul dalam melalui video konferensi di Jakarta, Selasa (21/4).
Menurutnya keputusan pemerintah lebih awal melarang mudik sudah tepat. Keputusan tersebut untuk kebaikan bersama di tengah wabah virus corona. Selain itu dia juga mengimbau kepada umat Islam agar tetap di rumah selama menjalankan puasa Ramadan.
"Kementerian agama mendukung sekali pelarangan ini dilakukan lebih awal, di awal Ramadhan dan mudah-mudahan tidak mengurangi semangat kegembiraan kita menyambut Ramadhan," ujar dia.
BACA JUGA :
Deretan program bantuan pemerintah saat wabah corona
Tak hanya Menag, Presiden Joko Widodo juga melarang mudik Lebaran pada hari raya Idul Fitri 1441 H bagi semua warga. Sebelumnya, Jokowi hanya melarang mudik untuk aparatur sipil negara (ASN), pegawai BUMN, dan TNI-Polri.
"Mudik semuanya akan kita larang," ujar Jokowi membuka ratas di Istana Presiden yang disiarkan langsung lewat akun YouTube Setpres, Selasa (21/4).
Jokowi juga mengatakan, berdasarkan survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub), ada 68 persen masyarakat yang tidak mudik, 24 persen ingin mudik, dan 7 persen sudah mudik. Jokowi menekankan angka 24 persen ini masih cukup tinggi.
"Dari hasil kajian-kajian yang ada di lapangan, pendalaman yang ada di lapangan, kemudian juga hasil survei dari Kemenhub, disampaikan bahwa yang tidak mudik 68 persen, yang tetap masih bersikeras mudik 24 persen, yang sudah mudik 7 persen. Artinya, masih ada angka yang sangat besar, yaitu 24 persen tadi," kata Jokowi.