1. Home
  2. »
  3. Serius
25 Juni 2021 11:28

Meski baru satu kali vaksin, astra zeneca tetap ampuh tangkal Covid-19

Vaksin bukan hanya mencegah terinfeksi, namun bisa menurunkan resiko penularan juga. Irsandy Dwi

Brilio.net - Baru-baru ini muncul hasil riset terbaru dari Inggris yang menyebut bahwa seseorang yang kena Covid-19, tapi sudah menerima vaksin AstraZeneca, lebih rendah 40 hingga 50 persen risikonya untuk menularkan virus Corona ke seisi rumah.

meskipun orang tersebut baru menerima satu dosis vaksin AstraZeneca, dan orang itu terinfeksi Covid-19, maka akan ada penurunan resiko penularan Covid-19 pada orang yang satu rumah dengan dia. Namun tetap dengan catatan, vaksinasi sudah dilakukan minimal 21 hari sebelum orang tersebut terkonfirmasi Covid-19.


Dikutip brilio.net dari The New England Journal of Medicine pada Jumat (25/6), tujuan dari penelitian untuk menyelidiki apakah vaksinasi akan mengurangi penularan virus Corona di lingkungan rumah tangga.

Hasilnya, vaksin AstraZeneca tak hanya efektif menurunkan risiko terinfeksi Covid-19 bergejala dan berat, tapi juga dapat menurunkan risiko penularan Covid-19.

Ross J Harris PhD dari Public Health England, London, Inggris, menyampaikan bahwa penelitian dilakukan dengan tujuan menganalisis data Household Transmission Evaluation Dataset (HOSTED), yang memiliki informasi tentang semua kasus Covid-19 yang dikonfirmasi laboratorium di Inggris, termasuk data berisikan alamat rumah orang tersebut.

Lalu semua data itu dihubungkan ke data yang berisikan informasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Inggris.

Peneliti lalu membandingkan risiko infeksi sekunder di antara kontak rumah tangga yang tidak divaksinasi dari orang dengan infeksi SARS-CoV-2 yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin ChAdOx1 nCoV-19 (OxfordAstraZeneca) atau BNT162b2 (PfizerBioNTech) selama 21 hari atau lebih sebelum tes COVID-19 dilakukan, dengan risiko di antara kontak rumah tangga yang tidak divaksinasi dari orang yang tidak divaksinasi dengan infeksi Covid-19.

"Kami memasang model regresi logstik dengan penyesuaian untuk usia dan jenis kelamin orang dengan kasus indeks Covid-19 (pasien indeks) dan kontak rumah tangga, wilayah geografis, kasus mingguan, deprivasi (skor gabungan dari dan faktor lainnya), serta jenis dan ukuran rumah tangga," tulis Ross.

"Kami juga mempertimbangkan waktu efek di antara pasien indeks yang telah divaksinasi setiap saat hingga tanggal tes positif," Ross melanjutkan.

Lebih lanjut Ross, menjelaskan, antara periode 4 Januari dan 28 Februari 2021, ada 960.765 kontak rumah tangga pasien indeks yang tidak menerima vaksinasi, dan terbukti muncul 96.898 kasus sekunder Covid-19 atau sebesar 10,1 persen.

Secara keseluruhan, kemungkinan penularan di rumah tangga sekitar 40 hingga 50 persen lebih rendah di rumah tangga pasien indeks yang telah divaksinasi 21 hari sebelum dites dan dinyatakan positif Covid-19, daripada di rumah tangga pasien indeks yang tidak divaksinasi.

Temuan serupa, kata Ross, untuk kedua vaksin (vaksin AstraZeneca dan Pfizer).

"Sebagian besar pasien indeks yang divaksinasi dalam kumpulan data kami atau 93 persen hanya menerima dosis pertama vaksin. Penilaian risiko infeksi di antara serumah menurut waktu vaksinasi pasien indeks menunjukkan efek perlindungan ketika vaksin telah diberikan setidaknya 14 hari sebelum tes positif," tulis Ross.

Namun, Ross menekankan bahwa HOSTED tidak menyertakan data tentang gejala atau nilai ambang siklus dan hanya memiliki informasi tentang kasus yang berhasil didiagnosa.

Di antara pasien indeks, tampak juga mereka yang telah divaksinasi cenderung tidak menunjukkan gejala yang parah, dan bahkan resiko menularkan lebih kecil dibandingkan mereka yang tidak divaksinasi.

Hasil ini menunjukkan, bahwa vaksin astra zeneca dan Pfizer cukup ampuh untuk menangkal Covid-19, dan membantu mencegah penularan juga.

"Temuan kami sehubungan dengan waktu vaksinasi pasien indeks konsisten dengan data sebelumnya mengenai waktu perlindungan individu setelah vaksinasi, dan dengan demikian menudukung temuan keseluruhan," tulis peneliti.

"Mungkin ada kesalahan klasifikasi indeks dan kasus sekunder yang ditentukan berdasarkan tanggal penujian, tapi kesalahan klasifikasi seperti itu akan cenderung melemahkan perkiraan efek perlindungan dari vaksinasi," lanjut tulisannya.

Pihak peneliti juga menyampaikan bahwa tetap harus ada penelitian lebih jauh, agar data lebih karena diperlukan untuk menginformasikan pengurangan penularan virus Corona setelah menerima dua dosis vaksin.

"Penting untuk mempertimbangkan temuan ini bersama dengan lain yang muncul untuk menginformasikan manfaat vaksinasi," tulisnya lagi


foto: liputan6.com

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags