Brilio.net - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat menyatakan haram untuk menggunakan kata-kata neraka, setan, iblis dalam sebagai nama sebuah produk. Dalam konteks yang dimaksudkan adalah makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, dan pakaian.
Dilansir dari laman Antara, label produk dengan nama setan sendiri dilarang dalam Islam dan dikenal dengan Manhiy 'Anhu. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Sumbar, Gusrizal Gazahar.
BACA JUGA :
Kostumnya di JFC jadi kontroversi, Cinta Laura minta maaf kepada MUI
"Kalau menyangkut hal-hal yang prinsip di dalam Islam terkait soal akidah seperti kata neraka, setan, iblis maka hukumnya haram," kata Ketua Umum MUI Sumbar, Gusrizal Gazahar seperti dikutip brilio.net dari Antara, Senin (30/9).
foto: Twitter/@Sam_Ardi
BACA JUGA :
Heboh pria Depok mengaku sebagai Imam Mahdi, ini penjelasannya
Sementara kalau terkait dengan akhlak dan etika seperti "ayam dada montok", "mie caruik", maka hukumnya adalah makruh.
Keputusan bidang fatwa itu diambil melalui Rapat Koordinasi Daerah MUI Sumbar dan MUI Kabupaten/Kota pada 20 Juli 2019. MUI juga mengeluarkan sejumlah rekomendasi terkait hal itu yaitu kepada pemerintah agar melahirkan regulasi dalam rangka implementasi fatwa.
Kemudian pemerintah agar menindaklanjuti fatwa ini dalam bentuk imbauan dan sosialisasi kepada masyarakat. MUI mengimbau semua lapisan masyarakat agar tidak mengkonsumsi produk yang menggunakan nama-nama yang dilarang dalam fatwa ini.
Sedangkan kepada LPPOM MUI untuk tidak menerbitkan sertifikat halal terhadap produk yang menggunakan nama-nama yang tidak sesuai dengan syariat.
Penggunaan kata-kata "nyeleneh" untuk nama produk kuliner menjadi tren tersendiri di Sumbar dalam setahun terakhir. Produk yang menggunakan kata "neraka", "setan", dan iblis biasanya untuk menggambarkan tingkat kepedasan ekstrem.
Namun penggunaan nama itu menuai sorotan. Salah satunya dari Pemkot Padang.