Brilio.net - Anies Baswedan dan Sandiaga Uno telah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama hampir setahun. Gaya kepemimpinan pasangan ini banyak disorot karena menuai pro dan kontra dalam mengeluarkan berbagai kebijakan. Program yang mereka publikasikan pun tak jarang dianggap di luar nalar.
Meski terlihat baik-baik saja saat sedang bersama, ternyata pasangan gubernur ini beberapa kali silang pendapat. Berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Senin (30/7) sederet kebijakan AniesSandi yang dinilai terkesan tidak kompak.
BACA JUGA :
4 Cara Pemprov DKI ini tak atasi masalah Kali Item, pusat turun tangan
1. Ground breaking rumah DP 0 rupiah.
foto: merdeka.com
BACA JUGA :
5 Kebijakan 'bongkar-pasang' era Anies-Sandi ini bikin publik heran
Rencana ground breaking atau peletakan batu pertama di Rorotan, Jakarta Utara batal dilakukan pada 28 Februari 2018 oleh Gubernur DKI Jakarta. Anies Baswedan justru melontarkan pernyataan yang membuat tercengang. "Yang bilang hari ini (ground breaking) siapa juga? Belum ada rencana (ground breaking). Kita belum ada program itu. Yang kita punya yang sudah diluncurkan itu. Yang sekarang belum, belum ada." Sedangkan Sandi menyatakan bahwa acara ini dibatalkan dengan alasan belum tercapainya kesepakatan antara Pemprov DKI dan pengembang soal harga dan skema pembiayaan.
2. Keberadaan PKL di Kawasan Melawai.
foto: liputan6.com
Maraknya pedagang kaki lima (PKL) di kawasan melawai sempat menjadi perbincangan publik. Pemerintah DKI Jakarta mengatakan akan menangani hal ini secara serius. Namun lagi-lagi kedua pemimpin DKI Jakarta ini ditemukan beda pendapat dalam menyoroti hal tersebut. Sandiaga mengatakan akan membuat diskresi agar keberadaan PKL di Kawasan Melawai tidak melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum. Ia juga mengatakan keberadaan PKL di trotoar adalah permintaan masyarakat karena kebutuhan. Sedangkan Anies mengatakan akan melakukan penggusuran pada PKL dan nantinya diberikan tempat lahan usaha sehingga tidak mematikan mata pencahariannya.
3. Penderekan mobil Ratna Sarumpaet.
foto: liputan6.com
Kasus penderekan mobil ini sempat viral di media. Dalam menangani kasus ini, Anis-Sandi juga terlihat silang pendapat. Saat itu, Sandi mengatakan tidak ada toleransi untuk parkir mobil di pinggir jalan. Berbeda dengan Anies, ia justru mengucap sebaliknya.
4. Wacana libur sekolah saat Asian Games 2018.
foto: liputan6.com
Hasil akhir dari perbedaan pendapat mengenai wacana ini akhirnya keluar. Keputusan untuk meliburkan sekolah pada hari pelaksanaan Asian Games 2018 telah bulat. Namun ternyata hal ini sempat menuai silang pendapat. Pada 6 April lalu, Sandiaga mengatakan bahwa Pemprov DKI akan meliburkan sekolah selama Asian Games dilaksanakan. Tak sekata, Anies mengatakan bahwa belum ada keputusan mengenai libur sekolah saat Asian Games 2018 dilaksanakan.
5. Swastanisasi air.
foto: liputan6.com
Beberapa bulan lalu, ibu kota sempat ramai terkait polemik swastanisasi air. Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini ternyata mengulangi perbedaan pendapat. Sandiaga berencana akan hadir di Balai Kota untuk penandatanganan kontrak restrukturisasi PAM, Palyja, dan Aetra. Lain dengan Anies, ia menegaskan bahwa tidak ingin Balai Kota menjadi tempat tanda tangan tanpa tahu isi tanda tangannya.
6. Izin operasi pabrik tahu tempe di sekitar Kali Item.
foto: liputan6.com
Kegiatan yang dilakukan pabrik tahu tempe dianggap menjadi salah satu faktor pencemaran Kali Item. Dalam menanggapi kasus tersebut, ternyata ditemui ketidakkompakan yang ke sekian kali antara Anies-Sandi. Anies mengatakan bahwa kegiatan produksi tetap diizinkan berjalan asal limbah tersebut tidak dialirkan ke sungai. Sedangkan Sandi justru menegaskan bahwa operasi pabrik tahu tempe harus diberhentikan, bukan hanya saat Asian Games 2018 berlangsung namun juga hingga seterusnya.
(mgg/tina)