Brilio.net - Faktor penting di balik lancarnya acara pelantikan presiden yang dilangsungkan Minggu (21/10), adalah ketatnya keamanan yang dilakukan. Tak cuma lewat darat, keamanan juga dipantau lewat udara. Dalam melakukan pantauan tersebut, TNI mengerahkan drone tanpa awak untuk mengawasi situasi dari udara.
Pesawat tanpa awak atau Drone CH-4 itu mampu terbang delapan hingga sembilan jam lamanya. Hal ini diungkap oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Selain itu, Hadi Tjahjanto juga menyebutkan kalau TNI punya dua flight Drone CH-4 yang masing-masing punya kecanggihan yang sama.
BACA JUGA :
Momen Jokowi salam dan cium ibunda usai dilantik jadi Presiden
"Pesawat tanpa awak ini kita terbangkan ada infra red, sehingga kalau ada sniper di atas gedung yang bukan kita tempatkan kita curigai di sana walaupun itu bukan sniper tapi ada metal ada orangnya itu kita curiga," tegasnya, seperti brilio.net lansir dari merdeka.com pada Senin (21/10).
Dilansir dari Business Insider, CH-4 adalah pesawat tanpa awak buatan China. CH-4 disebut drone Predator dan Reaper versi China. Predator dan Reaper ialah drone buatan Amerika Serikat. CH-4 dilaporkan dibanderol seharga USD 4 juta atau setara Rp 56,5 miliar (asumsi Rp14.127 per USD). Jauh lebih murah dari milik Amerika yang mencapai USD 20 juta atau Rp 282 miliar.
BACA JUGA :
Gaya Ma'ruf Amin tampil tanpa sarung saat hari pertama kerja
foto: Instagram/@indonesian_airforce
Pangsa pasar drone China didominasi oleh negara-negara Timur Tengah. Pada 2015, Irak membeli CH-4s untuk melawan ISIS. Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab tak lagi memilih AS dan berpaling ke CH4 China untuk digunakan melawan Houthi di Yaman. Yordania dan Mesir juga membeli drone dari China.
Drone China saat ini tengah digandrungi dunia karena murahnya harga dan kualitas yang cukup mumpuni. Penjualan drone membuat China diprediksi meraup untung hingga USD 22 miliar atau Rp310,8 triliun pada 2022.
Sebagai informasi, pesawat tanpa awak atau drone CH-4 akan memantau segala pergerakan yang dinilai rawan keamanan. Termasuk mendeteksi sniper apabila di sebuah lokasi tak menempatkan anggota dari TNI-Polri. Selain itu ada sejumlah kendaraan tempur lain yang dikerahkan untuk mengamankan pelantikan presiden 2019.