Brilio.net - Pihak kepolisian akhirnya meringkus Pegi Setiawan atau Perong, salah satu DPO pembunuhan keji yang menewaskan Vina dan kekasihnya, Rizky atau Eki. Diutarkan Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham Abast, terungkap fakta jika Pegi bekerja sebagai buruh bangunan selama menjadi buronan.
"Jadi saudara Pegi alias Perong atau yang kita keterangan identitasnya Pegi Setiawan ini informasi terakhir yang kami dapatkan adalah bekerja saat ini sebagai buruh bangunan," kata Jules kepada wartawan di Bandung, Jawa Barat dilansir dari liputan6.com, Rabu (22/5).
BACA JUGA :
8 Tahun menghilang, pengakuan sosok diduga Linda ini bikin netizen kian penasaran kematian Vina
Pegi ditangkap di Bandung tadi malam Selasa (21/5). Jules mengungkapkan, jika salah satu DPO yang kini berhasil diringkus bekerja sebagai buruh bangunan di Bandung, Jawa Barat.
"Sehingga kami melakukan penangkapan di Bandung," ucapnya.
Saat ini Pegi Setiawan masih diperiksa secara intensif di Polda Jawa Barat. Namun, pihaknya belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai penangkapan tersebut. Penyidik masih akan mendalami lebih jauh keterangan Pegi Setiawan selama delapan tahun menjadi buron.
BACA JUGA :
Bak saudara kembar, 7 potret Nayla pemeran Vina: Sebelum 7 Hari dan Penty ‘Genta Buana’ ini mirip pol
"Informasi sementara seperti itu (menjadi buruh bangunan) namun akan kami dalami ke mana saja selama 8 tahun itu," terangnya.
Pengusutan kasus pembunuhan Vina Cirebon dapat asistensi Bareskrim Polri
Sebelumnya, Polda Jawa Barat merilis ciri-ciri DPO kasus pembunuhan Vina dan Eky. Pihaknya melakukan pemeriksaan ulang terhadap delapan terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eki sebagai upaya penyidikan untuk memburu tiga buronan yang belum tertangkap sejak 8 tahun lalu.
foto: liputan6.com
"Ya ya pasti pasti, kita akan lakukan interogasi maupun pemeriksaan ulang ya," kata Direskrimum Polda Jabar, Kombes Pol Surawan.
Tak hanya tersangka saja yang dimintai keterangan, pihak kepolisian pun mengusut tuntas kasus Vina dengan meminta informasi dari pihak keluarga. Sebagai bekal untuk penyidik kembali memburu tiga buronan Andi (23), Dani(20), dan Pegi alias Perong (22).
"Oh pasti (diminta keterangan), keluarga korban tinggal kita minta informasi di sana, barangkali ada informasi-informasi dari pihak keluarga akan kita dalami," ujarnya.
Tujuh terpidana yang kini menjalani masa tahanan di Cirebon adalah Rivaldi Aditya Wardana (21), Eko Ramadhani (27), Hadi Saputra (23), Jaya (23), Eka Sandi (24), Sudirman (21), dan Supriyanto (20) yang divonis seumur hidup. Sementara itu, satu pelaku bernama Saka Tatal yang masih dibawah umur hanya mendapatkan vonis hukuman 8 tahun 3 bulan.
foto: Instagram/@humaspoldajabar
Mantan Kabareskrim Polri Komjen, (Purn) Ito Sumardi turut angkat bicara terkait dengan ramainya tiga buronan kasus pembunuhan Vina dan Eki yang terjadi di Cirebon, Jawa Barat, pada 2016 silam. Ia meminta masyarakat bersabar menunggu proses penyidikan yang dilakukan Polda Jawa Barat. Hal ini untuk menghindari dugaan-dugaan tak mendasar.
"Saya kira kita perlu menunggu proses penyidikan, sambil menunggu kita harus menghindari sangkaan kepada orang yang tidak didukung dengan bukti yang cukup. Karena ini memiliki konsekuensi hukum," ujar Ito.
Diungkapkan Ito, pengusutan kasus pembunuhan Vina Cirebon yang telah mendapat asistensi Bareskrim Polri bukan suatu hal mudah. Sebab, peristiwa pembunuhan itu terjadi pada Agustus 2016 atau sekitar 8 tahun yang lalu. Pihak kepolisian harus merunut dan menelusuri ulang kasus tersebut.
"Tentunya Polda harus meruntut dari kejadian 8 tahun yang lalu yang memang tidak mudah. Karena penyidiknya sudah pindah, pimpinan yang sudah pindah, dan juga banyak faktor yang bisa terjadi distorsi," jelasnya.
Ito mengingatkan agar masyarakat tidak sembarangan mengunggah foto di media sosial agar tak menimbulkan berbagai spekulasi. Masyarakat perlu menunggu informasi resmi dari aparat yang berwenang untuk informasi lebih lanjut.
"Kalau kita mengatakan seolah-olah orang itu terlibat tapi belum didukung oleh bukti-bukti tentunya ada konsekuensi hukum," tuturnya.