Brilio.net - Pemerhati pendidikan dan Guru Besar FKIP Widya Mandala Surabaya, Anita Lie, menekankan bahwa kurikulum pendidikan di Indonesia perlu terus bertransformasi agar selaras dengan perubahan zaman, namun tetap menjaga kesinambungan.
Kurikulum memang harus selalu bertransformasi karena perubahan zaman yang dinamis. Tapi yang penting adalah tetap menjaga kesinambungan antara kurikulum yang lama dengan yang baru, ungkap Anita setelah menerima penghargaan Habibie Prize 2024 di Gedung BRIN, Jakarta, seperti dikutip brilio.net dari ANTARA.
BACA JUGA :
Gibran usul ke Prabowo bikin sekolah khusus anak korban kekerasan, solusi utama atasi trauma?
Ia juga menyebut bahwa konten dalam kurikulum harus selalu diperbarui agar mampu mengikuti kemajuan teknologi dan inovasi.
Konten itu harus diperbarui terus, seiring dengan adanya kemajuan teknologi dan berbagai inovasi yang berkembang, ujarnya.
Selain itu, Anita menyoroti pentingnya pemerataan mutu pendidikan di seluruh wilayah Indonesia agar bisa menghadapi tantangan global dengan lebih baik.
BACA JUGA :
Renovasi sekolah bakal dipercepat, libatkan kolaborasi Kementerian PU dan Kemendikdasmen
Masalah utama saat ini adalah pemerataan mutu pendidikan. Bukan hanya akses pendidikan yang merata, tetapi juga mutu yang berkualitas untuk seluruh Indonesia, katanya.
foto: kemendikbud.go.id
Anita juga mengapresiasi peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) di Indonesia, terutama di jenjang pendidikan dasar, yang hampir mencapai 100 persen. Menurutnya, kebijakan wajib belajar 13 tahun menjadi langkah penting dalam peningkatan mutu pendidikan nasional.
Sebagai negara kepulauan, akses pendidikan memang memiliki tantangan besar. Tapi ini hampir berhasil, karena kalau dilihat, APK kita sudah di atas 90 persen. Di jenjang pendidikan dasar, hampir menyentuh 100 persen. Dan dengan adanya kebijakan wajib belajar 13 tahun, ini menjadi progres besar dari sebelumnya hanya enam, sembilan, dan 12 tahun, jelasnya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengungkapkan rencana menambahkan mata pelajaran Artificial Intelligence (AI) dan coding sebagai bagian dari digitalisasi pendidikan yang diusung oleh Kabinet Merah Putih.
Ini bocoran resmi, kami berencana menambahkan pelajaran AI dan coding sebagai pilihan di sekolah-sekolah yang sudah siap untuk melaksanakannya, ujar Mu'ti dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah di Jakarta pada Senin.
Ia menjelaskan, pelajaran AI dan coding tersebut akan tersedia di beberapa sekolah dengan mempertimbangkan kesiapan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dimiliki masing-masing sekolah.